Setelah membaca tulisan yang ini, tidak heran Mbak Monda mengaku tergugah karena memang yah… cerita ini memang membuat saya merinding. Tunggu! Cerita? Ini bukan sebuah cerita, ini adalah sebuah kenyataan hidup yang mungkin kalau disebut dengan CERITA, akan terkesan hanya sebuah fiktif belaka.
Keagungan Allah memang tidak terperikan. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya yang senantiasa selalu ingat kepada-Nya. Bahkan bagi umat-Nya yang tidak selalu ingat kepada-Nya pun, Allah selalu hepi memberi nikmat. Betapa baiknya.
Tentang bapak itu. Beliau selalu menyempatkan diri untuk mengirimkan rasa syukurnya di masjid. Dan saya bisa merasakan, shalat di masjid itu menurut beliau adalah suatu kewajiban. Tidak peduli dengan kondisi kesehatannya. Ibadah yang utama. Sungguh mulia hati beliau. Karena beliau yakin, Allah akan membantu dengan cara ajaib-Nya. Dan terbukti, setiap detik waktu shalat tiba, malaikat datang menjemput dan bersama-sama melangkah menuju masjid. Raga boleh di rumah, tapi jiwa tetap di masjid.
Dengan membaca kenyataan itu, saya sebagai salah satu umat-Nya, bisa mengambil pelajaran dari sini. Bahwa Allah itu ada. Benar-benar ada. Dan seharusnya saya juga bisa lebih mengakrabkan diri kepada Allah. Saya ada karena Allah. Saya bernapas karena Allah. Saya berkedip karena Allah. Bahkan hal kecil seperti mampu menggeser benda kecil pun, itu karena Allah. Tapi jujur, selama ini saya belum menumpahkan sepenuhnya rasa syukur saya akan hal-hal itu.
Saya merasa kecil dan hina. Sungguh. Kenikmatan yang saya dapat, seringkali saya abaikan siapa pemberi nikmat itu. Saya terlampau egois. Saya akui, keegoisan saya seringkali mengendalikan saya dan mengalahkan akal sehat saya. Tidak malu saya mengakuinya, karena memang begitulah kenyataannya. Tapi, bukankah manusia itu ada sisi negatifnya? Saya menghibur diri sendiri, mungkin sisi negatif saya baru menang menyerang sisi positif saya, karena mungkin saya terlalu terlena. Tapi, apakah saya akan tetap membiarkan sisi negatif saya bersorak menang? Tidak.
Uraian mbak Monda, benar-benar menohok ulu hati saya. Sosok Bapak yang menjadi sorotan utama kisah nyata di atas, mengingatkan saya bahwa sebelum saya tidak mampu bergerak lagi, adalah suatu kewajiban bagi saya untuk memohon maaf kepada-Nya. Terima kasih mbak Monda telah berbagi kisah ini. Sungguh inspiratif.
“Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin
46 comments
waaaahhh cerita yang sangat bagus sekali ini sobat,,,,,,,
Nice share and happy blogging sobat
semoga dengan belajar dari pengalaman orang lain itu semakin mebuat kita lebih bisa bertambah syukur kepada Allah SWT lagi.. aamiin
sama mbak aku jg gtu,msih blum sempurna di mata ALLAH sekarang baru mulai sholat lg itupun jarang :(
ayoo kita memperbaiki diri selagi masih diberi kesempatan, mengejar kebutuhan duniawi terus ngga akan pernah merasa cukup, terus kalau tunggu ada waktu kosong kapan dong urusan akhiratnya dipenuhi? *sotoy, sok bijak :p*
Klo menurut saya si neng ya, klo ad bpak bpak k masjid itu wajar. Tpi kalo ad ank muda sering k masjid, itu luar biasa. Bukankah alloh suka orng yg btobt, dan lbh suka dgn remaja yg btobt. Knp? Krn remaja tempatnya dosa, dan itu tugas kita
cerita nya bikin merinding
banget-banget-banget inspiratif
=}
@Falah Mulyana Terima kasih. Pelajaran buat kita semua. Happy blogging too :)
@choirul Amin. Tujuan Mbak Monda berbagi kisah itu, agar kita bisa lebih bersyukur atas nikmat yang kita dapat :)
@system of blog Ternyata bukan hanya aku. Udah dzuhur beluuuum??? :)
setuju, kenikmatan kadang membuat kita lupa pada sang Maha kuasa...
semoga kita tdk tergolong org2 yg lupa akan Tuhannya ya dek....nice post n gudlak the contess.
mimi belum ikutan nih :D
cerita yang menohok dan menggugah, berkaca dan belajar dari pengalaman orang lain itu memang baik
Assalamualaikum Bismillah Alhamdulillah | Sungguh sya lagsung ingat dosa2 sya mbak. Kunjungi balik ya on http://the7bloggers.blogspot.com/
numpang nyimak aja..ah
sebuah artikel yang layak untuk direnungkan... pengingat ditengah kesibukan mengejar duniawi... terkadang memang kita lupa akan Hablumminallah... Berhubungan dengan Allah.... Yuk lakukan improvisasi dan perbanyak bersyukur yuuk...
thanks for share sista! sukses untuk Giveawaynya yaa... :)
Iya ya, hebat. Udah tua tetep kuat :(
Huhuhu~
Nice posting sob. Kunjung balik ya.
dengan mengenal diri kita,, kita akan mengenal alam semesta yang lalu kita akan mengenal Tuhan kita :)
wish you luck yaa sayank :D
follow me yaah :D
jangan lupa berkunjung yaa.. hehhee
jangan merasa terhina. . . Allah pun menciptakan manusia dengan sempurna. . . .
manusiawi lah. . . tapi harus ada perubahan. . . semangat wur. ..
Sesuai dengan dalilnya bahwa iman itu anak turun, semoga kita semua dapat selalu istiqomah untuk selalu berlajar.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
Ane jadi malu, karna ane yg masih muda dan sehat malah males ke mesjid! Huhuhu
sukses buat GA-nya, mbak...
Kalau mau menghitung nikmat yang kita dapat, rasanya seberapa besarpun rasa syukur yang kita haturkan, tak akan sebanding dengan nikmat yang kita terima selama ini :)
Hweee.. ikutan kontes. Good luck yaaa :D
Merinding saya membaca kisah itu, pemuda itu kemungkinan besar adalah malaikat pencabut nyawa. thanks sob karena sudah memberikan link untuk sebuah kisah nyata yg sangat inspiratif :) jika ada waktu silakan berkunjung ke blog baru saya :D
Ibu juri datang... :)
Banyak kisah2 inspiratif yang pernah kita dengar ya...
Semoga semakin mempertebal keimanan kita ya :)
@Tiesa Dasar Tiesa sotooooy abis deh hehe
Tapi, setuju deh sama kamu :)
@Drieant Wajar2 saja sih mas, mau itu bapak2 atau anak muda. Tapi bapak itu selalu rutin dari dulu sampai ajal menjemput. Nilai lebihnya itu terletak di situ. Patut untuk dicontoh :)
@-ka Iya, kisah itu benar2 menunjukkan kebesaran Allah
@iwan Bukan KADANG lagi mas, tapi SERING, hehe
@mimi RaDiAl Amin Mimi, makasih ya. Sekarang udah ikut belum, Mi? Tar ah tengok punya Mimi
@Teguh Budi Tapi tentunya pengalaman yang baik-baik, kan, Mas hehe
Terima kasih :)
@The 7Bloggers Wa'alaikum salam.
Oke, meluncur sekarang.
@cik awi Silakan :)
@alaika abdullah Iya, Mbak. Sebuah kisah yang bagus sekali. Makasih, ya, Mbak!
@Tebak Ini Siapa Kita gitu nggak ya besok? Hehe
@Yuyud Okeee, meluncur sekarang
@Angga Sbastian Iya, sebuah proses, tingkatan demi tingkatan :)
@cah_kesesi_ayutea makasih, tunggu kedatanganku :)
@Susu Segar Sip, semangat juga buat kamu, :)
@Indra Kusuma Amin. Salam sukses
@eksak Syukur deh masih bisa malu hahaha
Sip, makasih, yaaa :)
@armae Iya, Mae. Nimat yang kita dapat itu tak bisa dihitung dengan apapun juga. Hasilnya tak terhingga.
Thanks ya, Mae. Tujuan utama ikut GA ini bukan menangnya, tapi justru artikelnya yang menurutku patut disebarluaskan. :)
Makasih, Mae!
@Aplikasi Kesehatan Iya, malaikat yang menjemput bapak itu.
Oke, tunggu kedatanganku :)
@kakaakin Silakan dinilai ibu juri :)
Iya, Mbak! Semoga kita lebih beristiqomah
banyak pelajaran yang didapat setelah membacanya =)
@...Uzay Gingsull... Iya banyak sekali, Zay :)
Posting Komentar