Depan Rumahku |
Jabatan ‘otak udang’ mungkin sangat cocok disandangkan untukku. Bagaimana tidak? Aku tidak menyangka aku berada di sini. Benar-benar di luar dugaan. Tapi bukan berarti aku tidak sadar dengan apa yang aku lakukan. Aku sadar kok. Sudah kesepuluh kali aku mencubit pipiku yang menebal saking dinginnya padahal aku sudah memakai atribut lengkap. Syal, topi wol, bahkan aku sudah memakai baju yang kurasa setebal 30 cm. Toh, hawa dingin masih sanggup menyusup celah serat baju hangatku.
Danau Kawaguchi sangat indah. Dari tempatku berdiri, Gunung Fuji terlihat sangat bersahaja dengan tubuhnya yang dibalut kabut. Mataku benar-benar dimanjakan oleh keindahan di depanku tapi hatiku tidak bisa ditipu. Aku resah. Dimas, dimana kamu?
Ingin sekali aku melompat ke perahu menuju cable car dan melarikan diri ke puncak bukit. Berteriak sekencang mungkin sampai pita suaraku putus.
Empat musim sudah berlalu. Mana janjimu? Aku menunggumu, sabar sampai 3 bulan berlalu tapi kamu tidak datang. Aku rela menyusulmu ke Jepang walaupun aku tidak tahu dimana tempat tinggalmu. Terlunta-lunta di Jepang, sendirian, demi kamu. Aku rela pantatku sampai kebas duduk dari Denpasar menuju Tokyo dengan hati yang aku rasa ikut kebas. Sungguh, Dim, aku rela
***
“Cincin ini untukku?” Aku menerawang cincin di jari manisku dengan mata berpendaran sekaligus haru. Dimas mengangguk.
“Tapi gimana bisa, Dim?”
“Vanda, apa aku kelihatan seperti orang yang sedang bermain?”
Aku menyapu wajahnya. Hanya ada wajah tegang dan mata yang menyiratkan keyakinan. Aku tahu bahwa ia tidak sedang main-main. “Tapi kenapa tiba-tiba?”
“Aku...” suaranya tertahan di tenggorokan. Matanya menatapku tajam dan... aku terhenyak ketika tangannya meraihku dan membawaku ke dadanya. Dimas memelukku. Tapi ada apa ini? Aku selalu nyaman ketika berada di pelukannya tapi tidak untuk kali ini. Aku merasa... entahlah. Seperti ada sesuatu yang akan terlepas. Sayangnya, aku sama sekali tidak bisa menebaknya. Degupan jantungnya terasa jelas sekali menusuk gendang telingaku.
“Kamu kenapa?” bisikku.
“Aku...” Dimas menghela napas. “... besok pagi terbang ke Jepang.
Ada petir di dalam kepalaku. Aku menarik cepat tubuhku dari pelukannya. Mendongak mencari-cari kebohongan, tapi nihil.
“Tapi kenapa?” geramku. Air mataku hampir tumpah. Membayangkannya saja aku takut. Tapi ini bukan sekedar bayangan, ini kenyataan. Memang, ia pernah mengutarakan hal ini kepadaku. Empat tahun yang lalu. Tapi mengapa ia tega meninggalkanku.
“Empat musim apakah cukup? Aku akan menikahimu, tunggu aku di sini!”
***
Aku memutuskan untuk meluncur ke Osaka setelah berjalan ke sana ke mari tanpa tujuan. Shinkansen melesat cepat membawaku. Entahlah berapa lama aku menatap ke arah luar. Pemandangan di depan mataku tampak seperti garis. Aku menginap di hotel yang berada di Distrik Shinsaibashi. Melepas lelah yang mendera.
Esok harinya aku berjalan-jalan, berharap bertemu dengan Dimas dimana saja. Tapi itu tidak mungkin, Osaka kota besar, bahkan aku tidak tahu Dimas berada dimana. Aku hanya mengandalkan sebuah kebetulan.
Osaka Jo Koen sangat indah. Aku menyusuri jalan setapak. Pepohonan ditata apik. Sampai mataku menangkap sebuah kursi taman dan aku merasa tertarik. Bukan karena nyamannya membayangkan duduk di kursi itu, tapi orang yang duduk di kursi itulah yang menarik perhatianku. Orang itu tertunduk lesu.
Semakin dekat, semakin jelas. Ketika jarakku hanya berkisar 2 meter di depannya, tenggorokanku tercekat, tidak percaya dengan penglihatanku. Sosok tinggi dan mata teduh itu.
Isakan pertamaku lepas membuat sosok itu mendongak cepat. Seketika aku merasakan desakan kuat di dalam diri. Aku berjalan tertatih menghampirinya. Tapi sebelum aku sampai, aku sudah terisak keras di dalam sebuah pelukan. Dimas tergugu memelukku. Ucapan maafnya terlontar berkali-kali dari mulutnya. Maaf karena membuatku menunggu. Maaf karena mengecewakanku. Maaf karena ingkar. Bukan ingkar, ia hanya merasa takut empat musim terlalu lama dan membuatku bosan. Sungguh aku marah, tapi bahagia berhasil menyapu habis kemarahanku.
Osaka Jo Koen. Di sanalah ‘kebetulan’ menghampiriku.
55 comments
wahh.. cinta sejati emang gak akan kemana-mana. cerita cintanya romantis bangett, apalagi udah nyampe ke negeri sakura.. mantapz deh!
Kebas?
Wow... gilee ajib bener ne ceritanya... tapi aku kayak kurang pas sama namanya, kenapa menggunakan nama orang Indonesia ya...
oh iya, jadi ingat lagu Bang Thoyib yang g pulang-pulang he he
wah... cerita mengharukan, tapi ga diceritakan berapa modalnya ya kesana. hehe.
Awal baca jadi beneran pengen berada di gunung Fuji rasanya, suasananya dapet,
dipertengahan sosweet banget dah,
diujung hmph.. bener-bener bisa ngebawa emosi pembaca..
sukses GA nya,,
wah nice posting mbak :)
sukses buat GA nya yah ^^
di dalam keindahan Osaka Jo Koen ada kebetulan yang membuatnya kecewa. :o .-"
cerpen yang menarik :D
Ini serius kisahnya kk??
*Masih ga percaya*
Jadi ending nya gimana kk??
Merid gitu??
#Mulai kepo..
Hehhehee..
So swiitt deh kk ini ^_^
salam kenal teman.yuk mampir ke gubuk hambe. salam kenal
Sip! Keren! Yah, abis! Sekuel ke2 dong! So success buat GA-nya.... ;-)
wah terharu melihat ending ceritanya... kapan ya saya ke jepang.
@Bung Penho Akhir-akhir ini aku emang lagi pengen nulis cerita yang romantis-romantis hehe. Jadi beneran romantis nih?
@Faizal Indra kusuma Eh, bukan kebas yang artinya dikibas-kibaskan atau dikibar-kibarkan. Menurutku kebas itu rasanya menebal dan nggak bisa dirasain lagi. Salah ya, Zal?
@Mas Huda Wuiii... ini terinspirasi dari Bang Thoyib juga kok, hihihi...
Oh iya, itu ceritanya Dimas orang Indonesia tapi keluarganya tinggal di Jepang. Word-nya dibatesin Mas, jadi nggak bisa cerita secara gamblang #alasan
@cerita anak kost haduh, kalau ngomongin berapa kesananya, jangan tanya deh. Ceritanya aku orang kaya raya aja deh, jadinya berapapun biayanya nggak masalah, bhuahahaha...
@Uzay ^,^ emang mau dibawa kemana sih Zay emosinya? Hihihi... makasih ya :)
Menyentuh sekali,,,
@Aiinizza Wynata makasih cantik :)
@srulz Hiks, kamu nggak baca endingnya ya? Itu bukan sebuah kekecewaan tapi kebahagiaan :D
@Alprablog™ Terima kasih :)
@Hana Ester Itu hasil lamunan aja, Han. Emang kayak serius ya, hihihi...
Merid? Jelas dong, kan udah dikasih cincin tuh, bayangin sendiri aja ya :D
@serumpun Okee... meluncur sekarang
Salam kenal juga :)
@eksak Sip sip sip, kamu juga, sukses ya GA-nya :)
@Peduli AlamKu Lihat apa baca? hehe... aku juga sama, kapan ya aku ke Jepang. Ngelamun aja nih :D
kalau sudah jodoh, meski 4 musim, 8 musim pasti bertemu.
Cerita yg manis
postingan yang sangat menarik :)
sangat bermanfaat.. ^_^
keep posting yaa..
ingin barang bekas lebih bermanfaat ?
kunjungi website kami, dan mari kita beramal bersama.. :)
Moga2 cepet jadi muhrim! Hehehe
ini cerpen ya wury??..kirain kisah nya wury hehe...
menarik^^
huhuhu, tisu ..kaos kaki, eh, salah, jadi berasa nonton film nih, :P
keren, moga sukses ya sama GA nya ^^
sukses ya buat kontesnya :)
btw , fotonya cantik :)
Saya belum bisa kalau bikin cerita yg roamntis begini
Waaahh cerita yang mengharukan mba, jadi endingnya gmna nih mbak..???
Maaf nih mbak baru mampir soalnya lagi banyak kegiatan....
hmmmm....sukses yah GA nya,,,pas baca OSAKA ,,saya langsung ingat dosen yg pernah nyebut2 itu..
salam kenal
aeh...endingnya bikin terharuuu....:)
4 tahun pisah? gak..gak...gak kuaaaaatt.. hahahiii
guud luk sista buat GA nya ^^
@Wury Muhehee udah kaya lagu =)
@TMM 999 Terima kasih sudah tersentuh :)
@Teguh Budi Siiip, nggak bakal kemana deh kalo udah jodoh mah :)
@HA Peduli Terima kasih :)
@eksak Kamu doain tokoh lamunanku, Sak? Mbok doain aku aja kene :D
@Atma Muthmainna Iya Mbak, ini hasil imajinasi :)
Makasih ya
@Stupid monkey Alah biasanya juga cuma pake serbet :D
Sip, makasih ya, bang stumon :D
@Ely Meyer Terima kasih mbak. Itu di depan rumahku, ketahuan kampungnya ya :D
@Ririe Khayan Saya juga baru latihan kok mbak :)
@Hairun NisYa Endingnya menikah aja deh :D
Baru sibuk ya?
@Catatan_Su Osaka memang paling sering disebut selain kyoto. Makanya aku ngambil latar di osaka hehe
@Si Belo Aku yang bikin crita kuat-kuat aja mpok :D
makasih ya :)
@Uzay ^,^ Armada bangeeeet :D
wuiiihh romantis bgt... Osaka Jo Koen... jd pengen kesana.. huhuuu..
@covalimawati Yuk bareng kalo ke sana, huihihi gampang banget ya aku ngomongnya :D
romantis bnget :D
bagus bnget ceritanya :D
@the-netwerk Terima kasih teman, sudah berkunjung :)
@hajarabis Makasih ya, Sob! :)
Diksinya bagus Wury..
terimakasih sudah ikutan yaa...
Posting Komentar