Wow... benar-benar luar biasa, benar-benar tidak terduga. Dia dan karyanya mampu mengembalikan semangatku. Adakah yang bertanya-tanya siapa dia dan apa karyanya? Kalian yang Teenlit (Teenage Literature) Holic, pastinya tidak asing lagi dong dengan nama Primadonna Angela. Yup, Mbak Donna adalah penulis novel teenlit GPU.
Kalau bicara tentang seseorang yang berharga, mungkin akan banyak sekali yang akan aku ceritakan, karena memang banyak sekali orang yang berharga dalam hidupku dan tidak ada yang menjabat ‘paling’. Sungguh. Kecuali orangtuaku tentu saja. Tapi kalau aku membahas betapa baik dan berharganya orangtuaku, aku akan menghabiskan seumur hidupku untuk menulis tentang mereka.
Memang sih banyak tema berharga yang bisa diangkat, tapi untuk kali ini aku akan mengangkat tema tentang dunia kepenulisan. Aku tidak akan malu untuk membocorkan kepada kalian tentang pengalamanku di dunia kepenulisan. Walaupun di antara kalian ada yang akan terbahak-bahak, silakan saja. Aku akan tetap mengetik, mungkin sampai jari-jariku keram.
Tragedi itu sungguh membuatku tersungkur. Aku tidak tahu mengapa bisa terjadi, padahal jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkan mental jika sesuatu yang buruk bakal menimpa perjalanan duniaku yang ini. Maksudku dalam hal menulis. Aku yakin aku siap, tetapi ternyata rasa siapku hanyalah semu semata. Rasanya seperti terjun bebas dari lantai 20. Sakit.
Aku menutup muka dengan kedua telapak tangaku ketika membaca email itu. WHY? Padahal aku sudah susah-susah mengarang. Merelakan waktu tidurku hanya untuk merangkai kalimat demi kalimat menjadi naskah utuh. Merelakan waktu bermain game, bermain dengan ponakan, dan rela terlambat makan hanya untuk berkhayal dan mengetik. Tetapi kenapa penolakan yang aku terima. Apa? Penolakan apa? Ya, penolakan naskah. Benar, kan, aku tidak malu membocorkan pengalamanku.
Penerbit itu memang memuji ide ceritaku, mengalir begitu. Tapi sayang alur cerita terlampau lambat. Awalnya aku marah, sebal, dan... entahlah. Terlalu campur aduk untuk diungkapkan. Penerbit itu menyarankan agar tulisanku dibenahi kembali dan boleh mengirimkannya kembali. Tapi apa yang aku lakukan? Mengendapkan naskah itu beberapa hari, beberapa minggu, sampai satu bulanan. Sama sekali aku belum menyentuh naskah itu.
Oke, aku memang terlalu egois dalam hal ini. Aku terlalu membiarkan amarah mengendalikanku, padahal sejak awal aku sudah MENGAKU siap. Tapi ternyata kenyataan itu menghantamku dan benar-benar melumpuhkan otakku. Aku mandeg, aku malas menulis, aku malas membenahi naskah, bahkan aku malas membuka file itu. Aku benar-benar menutup mata untuk satu hal itu. Aku hanya mampu menulis sedikit dengan tema yang ringan, terlampau ringan bahkan.
Sampai pada suatu ketika, keinginan itu mendorongku. Aku tidak bisa mengendalikannya dan sadar-sadar aku sudah terdampar di toko buku. Aku belum memutuskan akan membeli apa. Aku bahkan tidak ingat berapa isi dompetku. Aku hanya berjalan, menyusuri rak demi rak. Memanjakan mata dengan ratusan bahkan ribuan buku yang tertata rapi. Aku ingin namaku tercantum di salah satu buku itu. Bagaimana rasanya?
Tiba-tiba mataku menangkap sebuah buku. Seakan ada magnet yang menarikku, aku menenteng buku itu ke kasir dan mulai membayarnya. Untung saja uang dalam dompet cukup.
How to be a Writer. Karya Primadona Angela. 229 halaman yang sangat ampuh sekali. Mbak Donna benar-benar menciptakan karya yang luar biasa membantu.
Ini bukunya |
Nah, benda itulah yang mampu merubah hidupku. Maksudku, mengembalikan semangat menulisku. Bukankah itu sangat menyenangkan? Dan berharga. Aku tidak tahu, mungkin bagi kalian yang tidak bermimpi menjadi penulis akan menganggap buku itu adalah buku biasa. Tapi tidak denganku, buku itu adalah jimat. Buku itu sakti. Buku itu mengandung magic. Buku itu segalanya untuk dunia menulisku.
Tips yang ampuh. Kalau benar buku itu mengandung magic, aku akan berkoar, “Ya, sihirmu ampuh menyerangku! Terima kasih.”
Dan mataku benar-benar terbuka. Sedikit demi sedikit aku mulai mengenyahkan rasa sebalku dan berani membuka file itu lagi. Aku langsung mengangguk-angguk dan bergumam “Penerbit itu memang benar. Kenapa aku menulisnya dengan sangat panjang sekali kalau sebenarnya bisa disederhanakan. Mungkin lebih sederhana akan lebih menarik.”
Aku mulai membaca ulang dan aku berani membuang beberapa kalimat bahkan paragraf yang kalau dipikir-pikir tidak terlalu penting. Berat sebenarnya, tapi itu harus aku lakukan. Memang, kadang kita harus merelakan, menghapus, membuang, atau mengenyahkan ‘sesuatu’ untuk kebaikan kita sendiri, walaupun ‘sesuatu’ itu kita dapatkan dengan banjir peluh dan darah. Kita harus belajar ikhlas. Dan aku rasa, aku sudah selangkah lebih maju hanya dengan membuang beberapa adegan dalam paragraf. Siapa sangka, membuat ‘sesuatu’ lebih baik itu, aku hanya melakukan hal yang sangat sederhana sekali. Bukan aku saja, kamu dan kamu juga. Kaliah deh, coba saja!
Oke... banyak sekali latihan-latihan yang kudu dikerjakan. Ide-ide begitu rajin datang. Di dalam otakku seperti ada pelangi. Terima kasih Mbak Donna.
Jadi, benda sakti itulah yang berhasil membangunkanku. Seakan terbebas dari jeratan laba-laba dan otakku siap membuat jari-jariku menari di atas keyboard, insya Allah aku siap. Terima kasih Primadona Angela atas karyanya yang luar biasa. Kau penyelamat keduaku setelah Allah SWT.
Ayo, menulis, temans!
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway The Fairy and Me yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain".
34 comments
yach memang benar sih menurutku apa yang dikatakan editor penerbit itu... walaupun aku juga bukan editor dan bukan penulis...
membaca ini saja sepertinya terlalu basa-basi.. ha ha maaf ya
Coba kamu buat novel
semoga menang ya....
:D
Waahh...jadi pengen minjem bukunya mba, kasiih bocoran dong mbaaa ^_^ siapa tauu aku ikutan tersihir jadi semangat nulis..:)
jadi penasaran pengen baca buku2nya :D
Kalau baca review buku kayanya banyak sekali tertinggal baca buku nih, harus benar-benar diniatkan untuk baca lagi :)
btw salam kenal and follow ya
Jadi iri sama mereka yg lincah dan gemulai memainkan kata sehingga produktif berkarya. Smoga aq bisa niru jejak produktivitas Mbak Donna de el el. Keep writing, Mbak!
wah untuk lomba ternyata ya.. semoga berhasil ya.
Kyaaaaaa gw jadi makin semangat nulis wury, kereeeeeeeeeen untuk postingan ini... =)
nanti kl naskahnya udah selesai, kirim dulu ke tempatku, gmn, hihihih .. :P
semangat dan sukses ya GA nya :D
. . wauww,, GudLuck ya?!? smoga kelak km menjadi penulis yg terkenal seperti idola km tu. amieeennnn . .
panjang nih, bca dulu ah. Taku t lupa. Hehehe
Wahhh, jadi tetep semangat nulis terus ya mbak.
Keep writing.
Sukses GA-nya yah :)
Primadona angela? Baru tau di post ini, mbak! Aku taunya Ken Terate. Hehehe, so sukses buat GA-nya ea mbaak! ;-)
@Mas Huda Haha... dimaafkan deh mas :D
Tunggu tonjokanku Hahaha...
@Faizal Indra kusuma Ya itu aku udah mencoba, Zal :)
@Penghuni 60 Amin, terima kasih :)
@Si Belo Kalo cuma minjem, sihirnya nggak ampuh mbak belo :D
@the-netwerk ya memang harus penasaran teman :)
@NF Halo, makasih kunjungan baliknya :)
Iya nih, ayo baca buku lebih banyak :)
@Irham Sya'roni Aku juga iri mas, makanya aku mencoba, mencoba dan mencoba terus. Ayo, mas semangat, jangan iri mulu :D
@hajarabis Makasih, meluncur sekarang :)
@cerita anak kost Iya nih, Mas, tapi lebih untuk berbagi aja kok :)
@Uzay ^,^ Ayo, Zaaaayy. Kurcacinya udah diterusin belooooom??? Buruan lanjut :D
@Stupid monkey Ogah ah, ntar nggak jadi buku tapi jadi tempe :D
Okee, makasih banyak banget deh :D
@♥VPie◥♀◤MahaDhifa♥ Amin, terima kasih doanya :)
@haris widodo Iya, kalo lupa ntar nggak ingat apa-apa, kan bahaya :)
@Tebak Ini Siapa Semangat 45 mbak Una. Makasih ya :)
@eksak Aku juga suka Ken Terate. Gabung aja di http://klubsastra.multiply.com/
@Wury saya irinya pengen bisa jg nulis di genre sprti mbak Donna dan genre2 lain. Sayangnya, smp skrg baru tema anak2 dan agama.
@Irham Sya'roni Menurutku tema agama lebih mendidik mas. Bukan berarti tema remaja tidak mendidik lho. Hanya saja kalau sudah bisa menulis dengan tema agama, saya acungin dua jempol. Hebaaat. Tidak semua orang bisa, termasuk saya :)
Aku juga mengalami nasib yang sama seperti kamu sob. Mendapat penolakan dari penerbit setelah bersusah payah membuat sebuah novel. Sekarang naskah itu aku simpan buat kenang2an aja dan aku masukkan blog.
@HP Yitno Ayo dong mas diterusin, kok patah semangat gitu sih? :)
Good luck buat GA-nya..
Btw, bukunya kayaknya menarik. Harganya berapa? hehe :D
Posting Komentar