“Mun, buruan, udah belum?” Naruto menyodok
lengan teman sebangkunya, Mumun. Sebenarnya namanya Sailormoon, tapi entah
sejak kapan, ia seringkali dipanggil dengan sebutan Mumun. Nggak masalah juga
sih.
“Bentar, Rut, ini juga lagi beberes,”
sahut Mumun, tangannya sibuk memasukkan buku dan tempat pensil ke dalam tas.
“Tapi udah jam berapa ini,” ujar Naruto,
matanya melirik jam tangan hitamnya. Ia sendiri sudah beres 30 detik sebelum
bel pulang sekolah. Itulah kelebihan Naruto, on time yang nggak bener.
“Buka mulut sekali lagi, coblos pake ini!”
Mumun mengancamnya dengan mengacungkan gantungan kunci motornya yang berbentuk
gading gajah. “Lagian baru jam segini, tokonya aja tutup masih ntar jam
sembilan malem, kadal!”
“Tapi aku udah nggak sabar beli jam beker
itu, takutnya keburu dibeli orang.”
Sejak seminggu yang lalu, mereka memang
sudah merencanakan siang ini bakal pergi ke toko kado. Yah, rencananya sih mau
beli sesuatu gitu buat cewek gebetannya Naruto, si Shizuka. Anak kelas sebelah
yang terkenal dengan lesung pipitnya yang memesona semua laki-laki.