http://www.ministrywatch.com/App_Themes/Gifs/star.gif

Pages

Subscribe Twitter Facebook

Selasa, 29 November 2011

KarnaHidupSangatBerharga

Aku selalu mengawali menulis sesuatu tanpa dasar yang jelas. Sebagai contoh, yang ringan aja, aku nggak pernah punya ide yang cukup jelas kalo mau ngebanyol di blog. Jadi intinya aku adalah blogger payah, payah banget. Mau menulis apa yang aku lakukan sehari-hari kok rasanya gimanaaa gitu. Tapi sebenarnya nggak ada salahnya juga sih aku nulis apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hariku kemarin. Itu juga kenapa aku bikin judul di atas "KarnaHidupSangatBerharga". Oke deh tanpa kebanyakan cingcong, let's start...

 Aku bukan seseorang yang penting, tapi entah kenapa aku selalu merasa sibuk. Walaupun sekeras apapun aku mikir apa yang bikin aku merasa nggak pernah punya waktu buat tidur, tetep aja nggak ada pekerjaan yang menurutku benar-benar berguna. Kegiatan yang aku lakukan sehari-hari nggak jauh2 dari yang namanya makan, baca novel, nonton film, dan hal2 nggak penting lainnya. Buat yang pernah baca blogku, yaaahh... walaupun hanya sekilas, aku nggak akan cerita lagi dan lagi aku berkerja dimana.

Dimulai dari satu hari, tepatnya tanggal 24 November 2011 kemarin, aku mulai bisa dan bener2 merasakan apa yang dinamakan capek. Aku nggak sibuk tapi aku capek (nah, bisa ngebayangin nggak? Nggak sibuk tapi capek). Di kantorku ada satu acara yang rencananya memakan waktu sampai 3 hari lamanya dan disini aku menjadi salah satu panitia yang menurutku nggak penting2 amat. Untuk lebih rincinya, mari kita bahas banyolan ini per hari aja biar nggak ribet bin riweuh : 
Kamis, 24 November 2011
Seperti biasa, aku bangun pagi kira2 jam 05.30 WIB. Berangkat kerja di daerah concat yang menurutku daerah yang jaaaaauh dari kampungku. Secara, kampungku berada di kutub selatan hampir menyentuh pantai. Seperti rencana sebelumnya, hari ini sudah ada agenda yang terancang. Setengah hari di kantor nganggur karna memang nggak ada kerjaan satupun dan satengah hari kita -aku dan temen2 kantor- berencana melakukan gladi resik di Kepatihan yang berlokasi di Malioboro. Kita bersama2 menuju tempat tujuan di tengah2 cuaca yang panasnya Masya Allah. Entah ini musim hujannya niat apa nggak, tapi yang jelas beberapa hari ini memang nggak ada hujan yang mengguyur kota Jogja tercinta ini. Tapi udahlah, ngapain bahas hujan, karna hujan adalah bukan topik yang akan kita bahas. 
Singkat cerita, kita semua sampailah di Kepatihan yang ternyata masih sepi karna nggak ada rekan2 lain yang rencananya ikut andil dalam acara gladi resik ini. Perlu diketahui, dalam kepalaku yang berotak Subhanallah ini, gladi resik adalah suatu acara latihan atau pemantapan acara inti yang akan diselenggarakan sebelum hari H. Tapi entah kenapa, setelah semua orang berdatangan, kita semua hanya membentuk kelompok ini, kelompok itu, pasukan ini pasukan itu, ngobrol segala hal. Apa ini yang dinamakan gladi resik? batinku. Tapi whatever lah, apa maksud sebenernya, nggak penting juga kok. 

Sekitar jam 14.00 WIB, aku memutuskan untuk numpang shalat dzuhur di masjid Kepatihan. Setelah wudhu di tempat yang dikhususkan untuk wanita, aku mengambil mukena yang ternyata sudah tersedia. Tapi setelah aku siap memakainya, hidungku yang nggak mancung2 amat ini dihadapkan dengan bau yang berpotensi merontokkan bulu hidung dalam hitungan detik. Dan bau itu berasal dari mukena yang siap aku pakai. Haduh2, ini mukena udah berapa ratus tahun ya nggak bau sabun cuci. Tapi karna aku berada dalam situasi yang mendesak, ya sudah aku pake aja tuh mukena dan terpaksa menjalankan kewajiban shalat dzuhur tanpa konsentrasi penuh. Setiap kali sujud, yang ada hanya bau bikin air mata ini keluar. Hiks.... ibuuuuuk... bauuu!!!

Singkat cerita (lagi), jam menunjukkan pukul tiga lebih dan kita semua memutuskan untuk makan, karena siang emang belum sempet makan. Walhasil, perutku yang konon seksi ini, harus dengan terpaksa menahan lapar yang Masya Allah.
Kita sepakat untuk makan di WS Tamsis dan aku langsung memesan Blackpepper dan jus tomat.


Jumat, 25 November 2011
Acara inti memang akan diselenggarakan di Hotel Ambarrukmo. Jadi pagi2 sekitar pukul 09.00 WIB, aku sudah berada di Hotel Ambarrukmo untuk melakukan registrasi dan membantu peserta acara untuk melakukan registrasi/check in kamar. Kenapa harus nginep? Iya, karna kebanyakan peserta berasal dari luar Jogja bahkan luar Jawa. Jadi nggak mungkin kan acara yang bakal terselenggara 3 hari itu ditempuh dengan cara nglaju dari daerah masing2. Gila aja!! Dari pagi aku dan teman2 mulai merasa sibuk dan aku mulai lapar setelah hari ternyata udah merambat menjadi siang hari. Hah? Kok cepet banget? 

Aku dan satu temanku berencana makan di warung siomay dan pempek yang berada di seberang jalan Solo. Selesai makan, hari ternyata udah sore dan registrasi semua peserta belum selesai juga, tapi karna banyak teman jadi bisa gantian. Aku mendapat jatah kamar nomor 746 yang berada di lantai 7. Setelah sampai, aku bisa mandi sepuasnya.

Malam harinya, acara pembukaan acara berlokasi di Kepatihan yang jaraknya lumayan jauh dari kita menginap. Acara pembukaan ini rencananya akan dihadiri oleh Sri Sultan HB, tapi entah kenapa beliau nggak bisa hadir dan jujur aku merasa sedikit kecewa. Acara selesai sekitar pukul 11.30 malam, akan tetapi karna mendapat sedikit tugas mengetik, aku dan satu temanku kembali ke hotel sebelum jam 11.30. Aku pikir, aku bisa langsung istirahat, tapi ternyata kenyataan berkata lain. Ada aja kegiatan yang kita lakukan dan akhirnya aku bisa bobok sekitar jam setengah 3 pagi. 


Sabtu, 26 November 2011
Aku harus bangun pagi2 dan mulai mandi. Acara inti akan diselenggarakan di hotel ini  lantai 2 sekitar jam 8 pagi.
Setelah sarapan yang bergizi tinggi (menurutku), kita semua mulai disibukkan dengan tugas2 panitia.
Singkat cerita, acara selesai sore hari. Untuk penutupan acara, tempatnya beda lagi yakni di Bale Raos Kraton. Haduh2, lagi2 jarak yang kita tempuh harus lumayan jauh. Kita melewati alun2 yang ramai, jalanan padat merayap karna memang bertepatan dengan tanggal 1 sura.

Lagi dan lagi singkat cerita, acara selesai sekitar jam 12 malam. Capeeeekkk... kakiku udah lecet2 karna aku harus memakai sepatu berhak dan jujur nih aku nggak biasa pake sepatu kayak gitu. Walhasil, aku berjalan2 dengan terpincang2 dan terseok-seok. Tapi alhamdulillah, aku masih diberi kekuatan untuk menjalani hidup ini... halah!

Minggu, 27 November 2011
 Sebenarnya acara udah bener2 selese dan jatah check out emang hari ini sekitar jam 2 siang. Tapi kita semua harus membantu beres2 berkas yang kemarin dipake. 
Sekitar pukul 1 siang, aku mulai memberesi baju2ku dan mulai beranjak keluar dari hotel bareng temen2. 

 Paragraf2 di atas adalah sebuah curhatan seseorang yang menderita penyakit capek minta ampun dan jari kelingking kaki yang lecet2 karena sepatu murahan yang dia pake. 
Jadi, itulah sekelumit cerita yang aku alami selama beberapa hari ini. Kita harus mensyukuri apa yang kita kerjakan, karna kita masih diberi kesempatan untuk bersosialisasi, bernapas, melakukan kegiatan apapun. Bersyukur yang tak terhingga kepada Allah karena kita diberi umur panjang dan melakukan hal2 lain yang lebih positif. Amin... terima kasih ya Allah. 

Salam 
Wury ^_^

Senin, 14 November 2011

GowesPagi2kePanTaiBaRu


Hari Minggu, tepatnya tanggal 13 November 2011 jam 05.00, saya dikagetkan dengan kedatangan seekor tuyul yang bernama Nasywa. Tapi tuyul itu lebih akrab dipanggil dengan nama Awa dan dia tak lain tak bukan adalah anak dari tante saya yang baru menginjak kelas 2 SD. Usut punya usut kenapa Awa bangunin saya pagi2 begitu padahal saya masih ngulet di dalem selimut tercinta, ternyata Awa ngajakin saya buat gowes pagi2 ke pantai Baru, deket kuwaru sana. Haduh2, demi ketenangan pagi di rumah, karena Awa nggak akan berhenti mengacau sebelum saya bangun, akhirnya dengan kesadaran yang masih setengah di alam mimpi, saya merangkak-rangkak menuju kamarmandi.

Untuk menyingkat cerita, hal terakhir yang saya sadari adalah saya udah nangkring di atas sepeda, siap untuk menembus kabut pagi dan tuyul kembali ke kandang, lho, tapi tuyul yang ini kok malah asik gowes pagi2?? Tuyul gaul nih. Wuaahh... lama saya nggak ngrasain sepeda ria kayak gini. Emmm... bentar2 saya inget2 duluw ya, kapan terakhir kali saya sepedaan kayak gini... tuh kan lupa saking lamanya sih. Udara yang masih pagi begini emang sejuuuuk banget, tapi sedikit dingin juga padahal saya udah pake kaus yang saya rangkap dengan jaket orange yang saya padu dengan celana pendek cokelat, tapi hawanya masih bisa menembus sampai kulit dalam.

Akan tetapi, kedinginan yang saya rasakan nggak bertahan lama sekitar ½ km jalan, mulailah keluar bintik2 keringat di dahi dan pegel di lutut udah mulai terasa. Saya menoleh ke kiri dan melihat Awa dengan semangat 45 mengayuh sepedanya. Waduuuh... anak kecil aja semangat kayak begitu, masak saya mau2nya kalah sih, walhasil saya tetep kayuh sepeda saya walaupun lutut ini masih cenat cenut. Belum terbiasa aja, batin saya. Saya mengobrol ngalor-ngidul dengan Awa dan nggak terasa kita sudah memasuki wilayah pantai. Cepet kaaan, jangan heran rumah saya kan jaraknya hanya kira2 3 km dari pantai.

Setelah mampir sebentar di warung pinggir jalan dalam rangka untuk membeli minum dan sedikit camilan, kita meneruskan petualangan. Baru asyik2nya ngobrol sambil sibuk ngos-ngosan, tiba2 tiiin... tiiiin... haduh2 siapakah gerangan makhluk kurang kerjaan di belakang kita ini. Saya nengok ke belakang dan ternyata dihadapkan dengan pemandangan berupa 2 makhluk anak manusia yang bernama Wulandari dan Sofi Nurjanah yang tak lain tak bukan adalah kakak dan adik perempuan saya, tapi sayangnya mereka asik menunggang motor. Huuu... dasar nggak pengertian, kita ngos-ngosan begini mereka malah asik dengan motornya sambil sibuk cengengesan.

Akhirnya saya dan Awa dikawal oleh mereka berdua. Mereka sibuk ngambil foto2 saya. Nih... liat ya hasil yang mereka curi dengan model utamanya adalah saya dan Awa. Cekidot...

saya dan Awa
masih saya dan Awa

hehe... model huhuy..
Awa, wulan dan Sofi















 
Kita memarkir sepeda motor di sebelah onggokan kapal yang kayaknya udah nggak dipake. Setelah merantai sepeda demi alasan keamanan, kita mulai berjalan menuju bibir pantai. Waaahh... ternyata banyak juga ya yang gowes pagi2 begini, banyak orang terutama para nelayan yang siap untuk berlayar demi mencari sesuap emas atau nasi ya? Whatever lah... sesuap apa? Ini saya foto juga, nih liat hasilnya, nelayan yang siap melajukan kapalnya menuju lautan luas, cekidot...

para pejantan tangguh
 Ada yang belum pernah ke pante baru nggak?? Ayo angkat kaki dong yang belum pernah!!! Bagus lho, hehe... promosi nih ceritanya. Kalau belum pernah yaaa rugi dong, emang sih nggak seindah pantai siung atau sundak di gunung kidul sana, eh atau wonosari ya, ah terserah dimana, yang jelas pantai selatan lumayan juga kooook... ayo makanya buruan, keburu kehabisan lhooo... Eh kok malah iklan?? Sekedar pemberitahuan aja nih, bentuknya tuh kayak gini, banyak pohon cemaranya, ini nih gambarannya kayak gini...

Tuh, lumayan kaaan?? Jangan liat modelnya, itu saya, model terfenomenal abad ini hehehe...

Selain para nelayan yang mengarungi lautan, di sini ada juga yang sibuk dengan pancingnya. Waaahhh... gila pancingnya panjang bangeeet, ini saya yang kuno atau memang pancingnya yang menurut saya panjang banget. Tapi kayaknya emang beneran saya yang kuno deeehh. Itu khusus pancing di laut mungkin. Nggak mungkin kan mancing di laut terus pancingnya cuma segede upil. Nggak mungkin banget, jadi bener emang saya yang kuno, hehe...
Nih saya foto juga orang yang lagi asik dengan pancingnya. Ini orang saya nggak kenal, cuma saya iseng aja nyuri fotonya dia, hehehe...
 
Setelah itu saya mengedarkan pandangan ke segala penjuru, pemandangan khas pantai tertangkap mata saya. Ngapain lagi, maen air nggak mau ah, basah2an males, lengket. Ya udah saya iseng foto ini...
ini bukan iklan sandal lhooo... tapi sebenernya nggak penting juga sih, hehe...


Setelah puas, kita semua duduk dipasir yang kering sambil menikmati camilan yang kita beli tadi. Lagi asik2nya gigit roti sobek, kucluk2 datang seekor jingking, ada yang tau jingking nggak?? itu lho sejenis hewan laut yang kayak kepiting tapi jalannya cepet banget, jadi pas mau saya tangkep ehhh... keburu masuk ke dalam lobang. Ya sudah...

Jam di handphone saya menunjukkan pukul 06.50 dan kita memutuskan untuk pulang ke rumah tercinta. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, saya melihat ada ayunan yang terbuat dari ban motor tergantung di pohon cemara. Akhirnya saya meminta kakak saya untuk memotret saya di ayunan itu, ini nih hasilnya...



Dan petualangan gowes pagi2 di hari minggu yang lumayan cerah inipun kita akhiri. Saya merasakan badan saya lumayan seger setelah olahraga. O iya di jalan kita berpapasan dengan rombongan sepeda lain, tapi mereka memakai model sepeda ‘JAWA’, lucu2. Karena sama2 bersepeda kitapun saling senyum dan membunyikan kelinting sepeda. Waaahh... bahagianya, orang Jogja emang terkenal ramah2 ya, walaupun nggak kenal sekalipun. Hidup JOGJA...

Itulah sekelumit cerita saya tentang pengalaman Minggu pagi. Cukup menarikkah? Dan pengalaman ini saya abadikan lewat tulisan saya ini, dan hasilnya ini yang kalian baca... (Kalau ada yang baca juga sih, hehe...). Emmm... minggu besok, kemana lagi yaaaa?????


Salam
Wury ^_^




Kamis, 10 November 2011

VarJo

Setelah membaca judul di atas, apa yang ada dipikiran kalian semua? Seorang mas-mas yang bernama Parjo atau bapak-bapak penjual cilok yanng bernama Parjo atau mungkin malah sepiring nasi dengan lauk tahu tempe?

 Oke, sebelum kalian membayangkan yang tidak2, saya akan mengungkap apa yang ada dibalik judul di atas tersebut, mari kita lihat apa yang akan lewat sebentar lagi...

(ceritanya iklan)
Ini pensil

Ini Permen Mint
Daripada gigit pensil, mending gigit jempol aja

(tebak iklan apa?)
Itulah sekelumit iklan yang bermutu rendah, jadi abaikan saja kalau kalian merasa jijay dengan iklan tersebut.

Kembali lagi ke VarJo! Hey Par... parjo, sini dong!

VarJo itu adalah kependekan dari Vario Ijo. Siapa dia? atau lebih tepatnya apakah dia? Seekor sapikah atau seekor manusia? Yang jelas adalah BUKAN.
Saya adalah seorang wanita *insyaAllah* yang suka keluyuran untuk bekerja. Maksud keluyuran untuk bekerja di sini adalah, ya keluyuran ya bekerja. Saya bekerja di luar rumah, jauh dari rumah, jaraknya sekitar berapa lapis... ratusan... bukan 30 km kok. Jadi jarak tempuh yang lumayan jauh itu nggak mungkin saya tempuh dengan cara ngesot, ngonthel atau mbrangkang. Jadi, keluarga saya memutuskan untuk membelikan saya sebuah kendaraan. Awalnya saya kepingin di beliin kereta api, tapi nggak punya rel pribadi, kuda? males cari rumputnya, akhirnya keluarga memutuskan untuk membelikan saya sebuah sepeda motor, pilihannya terserah saya. 

Hal itu terjadi ketika saya masih bekerja sebagai staff TU di sebuah sekolah swasta, sekitar 3 tahun yang lalu. Sebenernya saya udah ada motor yaitu Supra Fit tahun 2005 tapi motor itu dipake sama bapak, jadi saya memutuskan kalau saya pengin dibeliin Vario, produk dari Honda, bodinya gendut tapi keren. Naikannya enak soalnya saya pernah make punya temen saya. 

Tanggal 21 November 2008, saya pulang kerja dan ternyata saya dikagetkan dengan seonggok motor Vario keluaran 2007, iya, keluargaku mampunya beli yang second. Tapi menurutku second atau baru itu nggak penting. Sebenernya tanggal itu hari ultahnya ibuku, bapak jahat ya, ultahnya ibuk tapi kok aku yang dikado huehue... 

Jadi itulah sekelumit cerita saya, VarJo menemani saya selama tiga tahun ini. Suka duka udah kita lalui bersama....

Udah ah...

Rabu, 02 November 2011

Cerita Sore iNi

Assalamualaikum wr wb

Lho, mana? Kok nggak ada yang jawab...

Jawab dooong...

Oke, makasih yaa...

Sore ini saya akan berbagi cerita dan cerita itu tak lain tak bukan adalah apa yang saya alami sore ini. Saya duduk dengan posisi satu kaki naik ke atas kursi masih sibuk dengan perkerjaan. Banyak sekali pelanggan yang memesan tiket pesawat, wuuaah... mantengin monitor dari berjam2 yang lalu cukup membuat mata  dan geger saya pegel. Mbok sini, siapa yang mau mijetin, tapi jangan plus2 ya... astaghfirullah...sebelum saya lanjutin ocehannya, mari kita lihat dulu apa yang akan lewat ini...
(ini ceritanya iklan)

uhuk... uhuk...
batuk???

(hayoo... tebak iklan apa?)

Oke, jangan digubris iklan di atas, cuma buat jayus2an aja kok. Tapi kalo hasilnya malah garing, yaaaa... harus tetep jayus dong. Awas kalo protes
Sambil nyelesain kerjaan, sesekali saya menoleh ke arah luar, maklum tempat duduk saya kan di pinggir jendela gichu lhoooh, jadi kalo ada cowo yang agak kinclong dikit lewat, bisa langsung liat, lumayan lah buat vitamin A. Kebetulan sore ini baru hujan, kilat silang-menyilang petir menyambar2, gluduk menggeluduk dengan suara yang memilukan hati, keadaan yang gelap menambah suasana seram sore ini.  Hihihi Hihihi... hiii itu siapa hayooo yang ketawa??? Tapi kalo boleh jujur nih, saya kangen juga denger gluduk, kan udah berbulan2 lamanya nggak denger yang begituan. Jadinya ya saya nikmatin aja bunyinya itu, sambil mejamin mata... gluduuuk... gluduk... anggap aja bunyinya kayak gitu. Jangan ada yang protes ya.

Udah ah ceritanya, kayaknya emang sore ini saya nggak begitu berminat buat nulis, tumbenan nih nggak kayak biasanya. Apa gara2 kekenyangan ya, tadi saya udah melahap sebungkus besar nasi padang lauk ayam balado dan good news nya nih, atau malah bad news yah? nggak ada yang tersisa sedikitpun. Mungkin gara2 cacing yang ada di perut saya nih pada rakus2. Kraus kraus... anggap aja bunyi kerakusan mereka kayak gitu. 
Itu tadi tambahan 1 paragraf yang ngaco dan ...

Wassalamualaikum wr wb

Selasa, 01 November 2011

CinderaMaTa

Kalau kita sedang piknik atau istilah kerennya itu adalah rekreasi entah itu kemana, pantai, kebun binatang atau kemanapun terserah kalian, pasti yang kita pikirkan pertama kali adalah cinderamata khas tempat rekreasi tersebut. Itu kalau saya sih, entah kalian gitu apa nggak?

Di sini saya akan membahas tentang seseorang dengan hati baiknya. Siang-siang  bolong yang dihiasi dengan mendung yanng menggoda hati, saya duduk di dalam kantor yang kebetulan berada di pinggir jendela. Walhasil, saya bisa dengan bebas menikmati pemandangan di luar sana. Kucluk-kucluk datang teman saya dengan tergesa-gesa kayak dikejar setan atau apaaa gitu, entah apa yang terjadi tapi yang penting dia masih dengan tergesa-gesanya masuk kantor. Tapi setelah saya pikir2, ini orang kapanpun dimanapun dan dalam kondisi apapun selalu bertindak tergesa-gesa. Jadi pertanyaannya, kapan dia terlihat santai? Entahlah mungkin pas nongkrong di wc atau pas bobok manis. Saya nggak tahu soalnya pas dia nglakuin dua hal itu, saya nggak pernah ngintip sih, besok kapan2 deh... astaghfirullah...

Jadi setelah membaca paragraf di atas yang nggak penting banget, saya akan membahas inti tulisan ini yang bertajuk "cinderamata". Tapi sebenernya sih, orang itu adalah orang yang berhubungan langsung dengan cinderamata itu. Ya udah deh, daripada berbelit2 dan kalau diterusin bakalan nggak ada ujungnya mari kita mulai inti tulisan ini. 

Dia, masih dengan gaya tergesa2nya membuka tas gendongnya yang super besar itu, entah apa isinya, tuyul mungkin, mungkin nggak sih?? dia mengeluarkan dua plastik yang berisi benda2 yang belum saya ketahui itu apa. Kemudian dia berkata "Ada oleh2 nih!"
"Oleh2 apa mas?" tanyaku kemudian. Kalau mendengar kata oleh2, koneksiku yang biasanya lemot ini langsung dengan cepat nyambung. Makanan, itu yang pertama saya pikirkan. Asiiiikk...
Teman saya itu langsung berjalan ke arah saya. Dia menyodorkan dua plastik tersebut. "Ni mbak milih yang mana, tapi cuma dikit lho!"
Saya melihat ada beberapa gantungan kunci dan beberapa hiasan kulkas yang sering kita sebut dengan magnet kulkas di salah satu plastik. Dan plastik yang lainnya berisi dengan bulet2 dibungkus dengan alumunium foil warna emas dan bisa ditebak itu adalah coklat. Setelah plastik berisi gantungan kunci dan magnet kulkas berada di dalam genggaman, ceileee genggaman, macam burung gereja aja, saya mulai menggelarnya di atas meja saya  dengan tujuan agar saya bisa dengan mudah memilih mana yang paling bagus. Gini nih enaknya kalau punya kesempatan jadi pemilih pertama. 
"Oleh2 dari mana nih mas?"
"Itu kemarin ibu saya kan dari vietnam!" jawabnya
Waaahh... jauh ya dari Vietnam. Bener nih asli dari Vietnam?? Tapi emang kayaknya bener deh. 

Saya memilih gantungan kunci yang bentuknya adalah seorang wanita memakai busana khas orang Vietnam gitu deeehh dan untuk magnet kulkasnya saya memilih yang bentuknya sepasang pria dan wanita masih dengan busana khas orang Vietnam. Kemudian saya mengalihkan pandangan dari benda2 tersebut ke plastik yang berisi dengan coklat itu. Tangan saya ini masuk ke dalam plastik dan mulai mengambil seraup coklat. Sebenernya saya bisa sih saya menggunakan warisan nenek buyut saya yaitu bakat muka tembok, mengambil raupan coklat sebanyak2nya, tapi akal cerdas saya mengisyaratkan saya bahwa saya harus mengambil secukupnya saja. Walhasil saya hanya mengambil sekitar 5 biji saja dari sekian banyak glundungan coklat yang ada. 
"Kok cuma dikit mbak?"
"Nggak pa2 mas, dikit aja, makasih yaaa hehe!" jawab saya sambil cengengesan walaupun bertentangan dengan kata hati saya. Hiks...

Saya taruh coklat itu di atas meja. Saya mengalihkan pandangan saya ke gantungan kunci yang saya pilih tadi. Saya ambil dan saya membalikkan  bungkus plastiknya dan saya menangkap tulisan berbunyi "Welcome to Vietnam". 

Jadi itulah sekelumit tentang cinderamata yang baru saja saya dapatkan dari seseorang yang berhati baik. Alhamdulillah... dapat rejeki.
 
Powered by Blogger