Ayo, Membaca!

Salah satu hal yang membuat saya ketagihan nge-blog adalah ketika saya menemukan blog yang sedang menyelenggarakan sayembara atau blog yang sedang mengikuti sayembara tersebut. Tapi saya lebih senang menyebutnya dengan kontes. Terdengar lebih keren saja, karena pikiran saya selalu jauh terlempar dengan sendirinya ke jaman dulu kalau menyebut kata ‘sayembara’. Bagaimana dengan kalian?

Saya sudah mengikuti beberapa kontes yang kesemuanya... ehm, belum beruntung. Tapi memang, tujuan utama saya mengikuti kontes bukan untuk mengejar hadiahnya, tapi lebih untuk berbagi cerita saja dengan pembaca setia blog kecil saya. Kalau menang ya syukur, kalau tidak yaa... yaaa... mewek. Haha... becanda ding. Seperti sekarang ini, postingan yang sedang kalian baca ini, saya ikutkan pada kontes yang diselenggarakan oleh Mimyashop. Materi kontes ini adalah tentang pengalaman terkait dengan dunia baca atau dunia penerbangan.

Jujur, ingin sekali saya berbagi pengalaman tentang dunia penerbangan. Tapi sayang beribu sayang, saya sama sekali tidak mempunyai pengalaman tentang dunia ‘keren’ tersebut. Maksud saya dunia penerbangan. Bukankah terbang itu keren? Naik pesawat contohnya. Naik pesawat itu terlihat lebih keren ketimbang naik bus atau kereta. Tapi bukan berarti naik bus atau kereta itu tidak keren lho. Sekali lagi saya tekankan, hanya ‘terlihat’ lebih keren saja. Itu berarti naik bus atau kereta itu juga keren.

Jadi, saya membuat perumpamaan di sini, dunia penerbangan = naik pesawat, dunia baca = naik bus atau kereta. Ugh, sungguh perumpamaan yang nyeleneh. Tapi sudahlah, anggap saja ‘keren’. Jadi intinya, saya akan berbagi pengalaman tentang dunia baca.

gambar dari sini

Siapa yang tidak suka membaca? Semua pasti suka. Tapi tidak semua orang suka membaca koran basi, majalah basi, atau buku basi. Ada beberapa orang yang akan lebih nyaman ketika membaca berita yang up to date. Tapi tidak dengan saya. Seringkali saya membaca majalah ‘basi’, bukan berarti saya kuno atau tidak mempunyai majalah baru. Saya hanya suka membaca.

Contoh, ketika saya mengantar kakak saya ke salon, dihadapan saya ada setumpuk majalah ‘basi’. Paling baru itu majalah tahun 2008, sedangkan ketika itu sudah tahun 2011. Dasar saya suka baca, saya antusias sekali mengambil satu majalah paling ‘basi’. Saya membacanya dan dari majalah ‘basi’ itu, saya baru tahu kalau pernah ada satu keluarga muslim yang kesemuanya terjangkit AIDS. Penyakit itu ternyata berasal dari si laki-laki yang sangat alim sekali yang menikahi gadis yang tidak kalah alimnya. Entahlah, apakah dulu sebelum menikah mereka tidak periksa kesehatan dahulu? Dan akibatnya si perempuan hamil yang otomatis si bayi juga terkena penyakit itu. Tak lama si suami meninggal dan si istri berjuang hidup sendiri bersama bayi. Mereka menderita AIDS dan keluarga tidak mau menerima. Kasihan sekali perempuan itu.

Dan dari majalah ‘basi’ itu juga, saya baru tahu kalau dulu AUDY itu hitam. Serius. Saya membaca satu produk kecantikan yang modelnya itu si AUDY penyanyi bersuara serak-serak basah itu. Dan kulitnya terlihat hitam, tapi bersih sih. Saya tanya sama kakak saya dan jawabannya adalah “Baru tau? Kemana aja?”

Kemudian, masih dari majalah ‘basi’ tersebut, saya baru tahu kalau dulu di Jakarta itu ada penyewaan helikopter. Kalau tidak salah, satu jamnya itu berapa juta sekian. Entahlah kalau sekarang masih aktif tidak penyewaan helikopter tersebut. Kalau misalnya masih aktif, kok ya nggak eman-eman (sayang) duitnya buat nyewa heli.

Ada lagi hal kecil yang membuat saya geleng-geleng kepala ketika membacanya. Antara sebal dan bodoh. Dulu, ketika saya masih bekerja di tempat kerja lama, saya sering menggunakan materai untuk beberapa surat pernyataan. Kalau habis atau mendadak butuh, saya harus naik motor jauh untuk pergi ke kantor pos atau Indomaret untuk beli materai. Dan suatu kali, kebetulan saya diajak teman saya membeli sesuatu di warung kecil sebelah tempat kerja, saya membaca sebuah tulisan tertempel di lemari kaca. “Jual Materai”. Saya bertanya kepada yang jual sejak kapan jual materai. Dan sang penjual menjawab “Sudah sejak lama, Mbak!”

Dan mulai detik itu juga, saya berlangganan materai di warung kecil sebelah kantor daripada pergi jauh-jauh ke kantor pos atau toko jauh lainnya. Kenapa tidak dari dulu? Hanya membaca tulisan sederhana saja, membuat pekerjaan saya menjadi lebih sederhana juga.

Dan pengalaman tentang dunia membaca masih banyak juga. Antara lain, saya tidak akan pernah tahu kalau di Gramedia Sudirman sedang ada Pesta Buku sampai dengan tanggal 8 April 2012, kalau saya tidak membaca pamflet di pinggir jalan. Saya tidak akan pernah tahu kalau ada Toko Komputer murah diskon sampai 70% di jalan Sagan Baru kalau tidak membaca pamflet di pinggir jalan. Catatan : Padahal hampir tiap hari saya melewatinya dan bodohnya, saya tidak pernah memperhatikan.

Saya tidak akan pernah tahu kalau ada Rumah Cinta Sehat di Jalan Monjali kalau tidak membaca brosur yang dibagikan di lampu merah kemarin siang. Saya tidak akan pernah tahu kalau penjahit itu termasuk orang paling doyan molor-in waktu kalau tidak membaca blog-nya mbak Ken Terate.

Dan yang paling penting, saya tidak tahu apa yang bakal terjadi kalau saya tidak mengenal A B C D E... Z. Dan saya bersyukur saya dilahirkan sebagai makhluk yang mempunyai mata, telinga, dan hati. Karena tanpa tiga organ tersebut, saya tidak akan bisa membaca dengan nyaris sempurna.

Jadi kesimpulannya : Mari membaca, teman! Karena dengan membaca, membuat kita tahu hampir segalanya yang ada di dunia ini. Hiperbolis nggak sih? 

Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaways MimyaShop - Sayembara Pengalamanku Oleh MimyaShop

Salam

Wury ^_^