Si Uda pergi ke Medan naik delman,Kalo mau baca yang Kenapa, Dan? #2, mending baca Kenapa, Dan? #1 dulu deeeeh...Haghag... kagak nyamboeng >_<
---->
Ia menunduk dalam-dalam. Ia tidak bernyali untuk mendongak. Pengecut. Satu detik... empat detik... sepuluh detik... hening. Padahal suasana siang itu sangat ramai, tapi ia merasa keramaian itu adalah sebuah kebisuan. Apa memang telinganya saja yang bermasalah?
“Kamu nembak aku atau ngapain sih?” O H - M Y - G O D. Di saat-saat genting seperti ini, Dani masih mempertahankan sifat polosnya?
Secepat pesawat tempur Sefty mendongak. Ia ternganga ketika matanya disuguhi pemandangan menyebalkan. Wajah konyol yang penuh tanda tanya. Dimana-mana tanda tanya. Di mata, di pipi, di hidung, di jidat, bahkan di dalam matanya pun, Sefty bisa melihat tanda tanya besar sekali.
“Dimana sih letak kepekaanmu?” Sefty balas bertanya dengan nada sarkastis.
Dani mengangkat alisnya tinggi-tinggi. “Jadi bener kamu nembak aku?” tanyanya.
“Lupain deh, aku sendiri juga nggak tahu tadi ngomong apa! Anggap aja aku lagi baca mantra!” Sefty mengibaskan sebelah tangannya. Ia hanya tidak ingin memperjelas malunya. Ia kembali menunduk.
“Kok gitu?”
“Ya emang harus gitu!”
“Tapi aku nggak mau begitu.”
Sefty mendongak cepat. Dani tidak mau begitu. Wah, ambigu nih. Tidak mau aku tembak atau tidak mau kalau suruh melupakan? Tuh, kan, bingung maksudnya apa. Diam-diam Sefty berdoa keras dalam hatinya. Mudah-mudahan ‘bukan begitu’ yang kedua.
“Nggak mau begitu yang mana?” ujar Sefty antusias.
“Aku jangan disuruh ngelupain dong! Lagian ini, kan, masih ujian. Pusing.”
“Terus?”
“Kamu maunya aku jawab kapan?”
“Sekarang.”
“Sekarang? Lulusan, ya!”
Tidak mau berdebat, Sefty mengangguk lemah. Dua bulan lagi dong. Kali ini Sefty benar-benar menjatuhkan harga dirinya. Menembak cowok dan bersedia menunggu sampai 2 bulan. Itu konyol. Tapi berkat keinginannya yang sudah lama terpendam, ia rela menunggu kok. Kalau kata Chairil Anwar, aku ingin hidup 1000 tahun lagi. Tapi dalam kasusnya, diganti aku bersedia menunggu 1000 tahun lagi.
***
Hari kelulusan tiba. Hari yang dinanti-nantinya sejak lama.
“Sef, titipan nih!” Dwi menghampirinya dan menyerahkan sepucuk surat.
“Makasih, ya.” Sefty berharap surat itu dari Dani. Dan benar saja surat itu dari Dani. Tapi... jantungnya bagai ditusuk ribuan jarum. Lututnya lunglai tidak mampu menopang berat badannya. Tangannya gemetar membuat kertas di tangannya turut bergetar.
Dear Sefty,
Maaf.
Kata pertama yang kamu baca. Jangan pernah bertanya-tanya, kenapa? Karena aku sendiri tidak tahu kenapa aku meminta maaf, mungkin saking banyaknya hal yang harus dimaafkan. Tapi sepertinya satu kata itu cukup untuk mewakili ‘banyak hal’ itu.
Maaf, sudah membuatmu menunggu. Maaf, sudah membuatmu bimbang. Maaf, sudah membuatmu tertawa bahagia. Maaf, sudah membuatmu salah paham. Maaf, sudah membuatmu gelisah. Dan maaf, sudah membuatmu mencari-cari.
Apa kamu bertanya-tanya, dimana aku? Apa kamu mencariku dari ujung kelas X sampai ujung kelas XII. Apa kamu mencariku di seluruh toilet? Tapi jelas sekali, pasti kamu kecewa ketika tidak menemukanku. Karena ketika kamu membaca surat ini, aku sudah berada jauh bermil-mil dari tempatmu berdiri sekarang. Aku meneruskan kuliah di Australi, Sef. Maaf, tidak memberitahumu.
Aku berangkat besok pagi, dua hari sebelum kelulusan. Dan keberangkatanku ini sudah tersusun rapi sejak berbulan-bulan sebelum kamu bilang “Tapi aku suka kamu!”
Aku tidak langsung menjawab karena aku takut membuatmu menangis. Tidak mudah memang. Bersikap seperti orang idiot, hanya itu yang terpikirkan olehku saat itu. Kamu tanya, dimana letak kepekaanku? Bisa saja waktu itu aku langsung menjawab, di mataku. Aku bisa melihat perhatianmu kepadaku, aku bisa melihat kebaikanmu memperlakukanku, aku bisa melihat dan merasakan manjamu ketika bersamaku. Tapi aku memutuskan untuk mengabaikan itu semua. Bukan karena aku tidak suka, aku hanya tidak ingin membuatmu berharap terlalu besar. Dan sungguh, Sef, aku bagai tersengat listrik ketika mendengar “Tapi aku suka kamu”-mu itu.
Lihat, aku menepati janjiku, kan. Aku menjawab pas kelulusan. Aku memang sengaja menggunakan momen kelulusan ini untuk menjawab, karena aku berharap, kamu tidak terlalu terpukul membaca suratku ini. Kamu bahagia, kan, akhirnya kamu LULUS. Jangan heran kenapa aku bisa yakin menebak kamu lulus. Karena sepertinya indra keenamku hanya berfungsi ketika menyangkut tentang dirimu.
Terima kasih ya, Sef, kamu udah suka sama aku. Tapi aku berharap, jangan sekedar SUKA. Salah tidak sih, kalau aku berharap lebih. Emm... kayaknya CINTA boleh juga.
Sef, aku cinta kamu sejak... yah, kamu resmi menjadi siswi SMU 3 Jogja. Kalau tidak cinta, tidak mungkin aku repot-repot memberimu buku Kawruh Basa Jawa. Tidak mungkin juga aku mau kamu ajak kemana-mana.
Jadi... mau, kan, Sef, kamu nunggu aku barang beberapa tahun? Walaupun aku bertanya, tapi aku tidak mau mendengar jawaban TIDAK. Kamu harus mau, Sef.
Jaga dirimu baik-baik.
With Love,
Dani
34 comments
kunjungan sob ..
salam sukses ..:)
senyum2 aku pas baca endingnya :) #kerennn...
@outbound malang Sukses selalu :)
@Aiinizza anggriani Selamat senyum-senyum deh kalo gitu.
Makasih ya dek :)
wah mengantung. kaya ceritanya ada apa dengan cinta.? sayang endingnya tidak baik, jadinya tidak bisa tersenyum dah.
wah ini kelanjutanya to, ternyata kenapa murung si doi ud ga ada di hadapanya.
@cerita anak kost Terus yang baik yang kayak gimana? Kalo terus bersama kan udah banyak cerita yang endingnya kayak gitu hehehe #membela diri :D
Makasih, ya... :)
@Peduli AlamKu Iya murung, tapi dalam hatinya tersenyum kok :)
ow .. ow.. ow... di tinggal, tidakkkk .... :D
#lho, kok gue yg kesel, ^^
Nice post sobat..
Ini kunjungan pertama saya ke blog sobat...
kenapa ....
cerita nya menarik
maka aku melirik
hehehe :)
wow keren postingan nya..
aku mau baca dan 1 nya dulu deh hehe :D
Masih bersambung kan, mbak? Kan masih ada waktu 1000 tahun lagi! Bhahaha
ditunggu sambungannya! ;-)
ih..ih... asyik juga bacanya. aq suka kalimat "Tapi aku berharap, jangan sekedar SUKA. Salah tidak sih, kalau aku berharap lebih. Emm... kayaknya CINTA boleh juga. ".mantapz dach!
Dan apa kata sefti selanjutnya?? mau nunggu apa ngga ya... jadi penasaran.. :D
cie.. ... jadi???
ini nyata yah wury?
@outbound malang Sip, selamat datang... sukses selalu :)
@Stupid monkey iiih... iya aku juga heran kenapa bang stumon yang kesel. Hiih, nggegemesin deh :D
@Master Software Mobile terima kasih, selamat datang di blog kecil ini :)
@anisayu Ini Kak Anisayu yang pinter bikin puisi dan pantun, ya. Terima kasih kunjungan baliknya, Kak :)
@cik awi makasih :)
@Athifah Dahsyamar Okee, ditunggu penilaiannya hhehe
@eksak ya tunggu aja besok 999 tahun lagi sambungannya buahahaa
@Bung Penho Waduh, beneran mantabkah? Makasih ya :)
@srulz Iya ya, kalo dipikir ceritaku kok nggantung begini. Tapi Sefty mau kok nunggu :D
Yang ini ngga ada ?? -_-
@Uzay ^,^ Lhah ini ada, Zay :D
@Wury ya ada benar nya juga, klo ending nya bahagia uda banyak. tapi kan yang buat cerita pasti senang dengan membuat pembacanya tengang dengan ending yang mengambang. heheh, ane tunggu yang lain ah.
yahhh LDR dong
ahh ga seneng :(
@Wurybukan "yang ini ngga ada ?? -__- " maksudnya, waktu itu udah coment tentang postingan yang ini, tapi sepertinya ilang =D
@Tiesa Harus seneng, haghag maksa. Iya sih, sedih ya, ngegantung gitu :(
@Uzay ^,^ Ngga pa2, Zay, nggak ada, yang penting udah baca aja :)
@Drieant Iya sih. Dan udah ada yang lain, tapi aku ikutsertakan ke giveaway :)
Posting Komentar