Serius nih, baru sekali ini saya menulis tentang nenek saya. Bukan karena saya tidak peduli dengan nenek, saya hanya tidak tahu akan menulis apa. Tentang sifat atau sikap nenek mungkin. Dan kali ini, saya akan benar-benar menulis tentang nenek. Bagaimana penilaian saya terhadap nenek yang sudah memberi warna tersendiri dalam hidup saya. Entahlah, warna apa. Yang pasti, saya akan dengan senang hati menulis dan menceritakan sosok nenek di mata saya. Dan mungkin juga ada beberapa hal yang kurang mengenakkan yang akan saya tulis juga di sini. Sebelumnya saya minta maaf #Resmi banget, ya?
Nenek saya mempunyai sifat yang agak membingungkan. Dan seringkali saya kurang menyukai sifat nenek yang menurut saya agak aneh itu. Maaf, Nek, saya mungkin bukan cucu satu-satunya yang akan bilang bahwa sifat nenek yang satu itu cukup unik sekaligus menyebalkan. Ada kakak, adik, dan anak-anak tante yang lain.
PILIH KASIH. Ya, nenek saya pilih kasih. Tapi bukan berarti saya adalah cucu durhaka. Saya tetap menghargai nenek sebagai sosok yang sangat baik. Saya hanya kurang, ingat, KURANG suka, bukan TIDAK suka, ketika nenek membanggakan cucu nenek, anak dari tante, sebut saja tante X. Ada apa, Nek? Bahkan dia tidak pernah mengunjungi nenek. Tapi kita semua hanya diam saja.
Sifat pilih kasih yang nenek pelihara, muncul juga ketika nenek sudah membicarakan Tante X. Nenek begitu sayang. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang nenek lakukan. Seorang ibu menyayangi anaknya. Wajar sekali bukan? Tapi menjadi tidak wajar ketika jatuh kepada nenek yang menyayangi Tante X dengan cara yang berlebihan sekali. Jujur, saya kurang begitu sreg dengan Tante X. Dia memang adik kandung ibu saya. Tapi bukan tanpa alasan juga kenapa saya, kami semua kecuali nenek, membangun tembok di antara kami. Sampai saat ini saya masih merasa sakit ketika mengingat adik saya meninggal dan Tante X tidak datang. Saya akan maklum kalau rumah kami jauh, tapi pada kenyataannya rumah kami hanya berjarak kurang lebih 20 km. Dekat bukan? Dan juga ketika adiknya yang bungsu menikah, Tante X juga tidak hadir. Tapi apa yang nenek lakukan? Justru nenek yang bertandang ke rumahnya. Membawakan banyak sekali oleh-oleh, dan sebalnya, nenek memaksa saya untuk mengantarnya. Sungguh, ingin sekali saya menolak, tapi apa daya, walaupun berat hati saya tetap mengantar nenek. Itulah sifat nenek yang sangat saya sesalkan.
Namun, walaupun nenek memelihara sifat yang sangat menyebalkan seperti itu, nenek tetap saja sosok yang sangat mandiri di mata saya. Kakek sudah lama sekali meninggal, bahkan jauh sebelum saya lahir. Jadi boleh dibilang nenek itu sudah menjanda selama kurang lebih 23 tahun, bisa juga lebih. Nenek mempunyai 6 orang anak, perempuan semua. Dan secara otomatis semua anak perempuannya pergi meninggalkan nenek ketika anak-anak nenek sudah menikah, ikut suami. Termasuk ibu saya. Tapi syukurlah, jarak rumah saya dan nenek hanya sekitar 2 km saja. Jadi bisa mengunjungi nenek setiap hari. Kasihan nenek tinggal sendiri di rumah yang terbilang cukup besar itu. Besar tanpa isi maksudnya.
Nenek tipe pekerja keras. Beliau tidak suka berpangku tangan saja di rumah. Tidak juga mau menganut peribahasa “Kebo Nusu Gudel”, maksudnya Orang tua yang selalu menggantungkan hidup kepada anaknya. Nenek bukan tipe orang seperti itu. Ada saja yang dikerjakannya. Walaupun dari pekerjaan kecilnya hanya menghasilkan beberapa rupiah saja, nenek tetap bersyukur dan sepertinya menikmati sekali hidupnya.
Hampir setiap hari nenek menyambangi kebun tetangga. Dengan penglihatannya yang sudah agak kabur, nenek dengan rajin mencari buah melinjo yang jatuh. Dikumpulkannya sedikit demi sedikit dan ketika sudah terkumpul lumayan banyak, kemudian dijualnya melinjo itu di rumah seorang pembuat emping melinjo. Jangan tanya hasilnya? Uang jajan saya saja lebih banyak dari hasil penjualan melinjo itu.
Kemudian, satu hari ibu membelikan nenek saya sebuah freezer. Mulai saat itu, nenek mulai rutin membuat es batu dan alhamdulillah banyak juga penjual es campur atau es jus yang berlangganan es batu di rumah nenek. Tapi, ugh, kegiatan mencari melinjonya tetap saja dipertahankan. Tapi tidak apa-apalah.
Eh, ternyata nenek itu masih begitu kuat di umurnya yang kira-kira sudah menginjak kira-kira 70-an. Nenek mengutarakan idenya kepada ibu saya, bahwa nenek akan kembali berjualan bubur. Dulu nenek saya memang berjualan bubur, tapi sempat berhenti lamaaaaa sekali. Ya sudah, beberapa hari kemudian setelah nenek mengutarakan idenya, nenek sudah bergelut dengan bubur, daun-daun pembungkus, sayuran, dan... gorengan. Tidak tanggung-tanggung nenek melakukan hal itu sendirian. Kira-kira pukul 3 dini hari, ketika orang-orang masih ‘ngeram’ di dalam selimut, nenek saya sudah bergumul dengan panci bubur, wajan berisi sayur dan menggoreng tahu dan mendoan. Saya pernah bertanya bagaimana nenek me-manage waktu yang sedikit itu untuk mengerjakan banyak hal. Jadi pertama, nenek sudah menyiapkan bumbu-bumbu sejak sore. Dan ketika dini hari bangun, nenek sudah siap memasak tidak perlu repot membuat bumbu dahulu.
Itulah nenek dan seabreg kegiatannya. Oh, sungguh suatu hal yang patut diberi penghargaan menurut saya. Sebuah piagam mungkin. Ada pelajaran yang saya petik ketika otak saya merekam semua yang nenek lakukan. Ketika saya menggerakkan jari-jari saya mengetik kata demi kata tentang nenek, kok saya merasa kecil, ya? Seringkali saya mengeluh capek dengan pekerjaan di kantor yang notabene hanya satu jenis saja. Tapi apakah pantas jika saya disejajarkan dengan nenek? Umur kami terpaut jauh sekali, namun sepertinya semangat nenek lebih luar biasa dibanding saya.
Sungguh, saya akan merasa sangat beruntung sekali jika saya mewarisi semangat hidup nenek saya. Oh, tentu saja saya tidak berharap mewarisi sifat pilih kasih beliau. Tapi jika saya bisa jeli menilik sifat pilih kasih yang beliau punya, mungkin ada maksud tersembunyi entah dimana. Sayangnya saya tidak sejeli itu. Saya memang belum pernah merasakan menjadi seorang ibu dari anak-anak. Jadi saya berpikir, apakah saya harus menjadi seorang ibu dulu untuk bisa memahami sifat pilih kasih nenek? Mungkin. Tapi insya Allah, saya tidak akan pilih kasih terhadap anak-anak saya nantinya. Amin.
Jadi, saya pribadi mengangkat nenek saya sebagai pahlawan hidup, penyemangat hidup, dan panduan hidup saya selain kedua orangtua saya. Hati manusia itu terbagi dalam dua sisi, sisi buruk dan sisi baik. Tak terkecuali nenek, saya, dan Anda semua. Jangan mengelak dan akuilah.
56 comments
satu saran dari gue "tetep sayangi nenek lo . . ."
sifat neneknya sebagian mirip dengan nenek gw, mungkin itu emang udah sifat nenek2 ( orang tua dulu ).
ya yg jadi pertanyaan sekarang kita sebagai cucu masih bisa seperti mereka ngga sewaktu tua nanti? atau jangan2 usia juga ngga sampai seperti mereka..
Tante x anak bungsu ya wury? Orang tua emang gitu, gak mau kalo suruh diem dirumah. Ada aja yg dikerjainnya.
Semoga menang kontesnya wuri :)
Dan kedua nenek ku, juga seperti itu.....
Satu kalimat buat Orangtua dan orangtuanya orangtua, dst..., "Ai Lop Yu!" Hehe
Mdh2an nenek Wury, terbuka pikirannya yah utk tdk berlebihan dan 'sama rata' menyayangi cucu dan anak2nya...Kalopun tdk, ya gapapa, kita sebagai yang lebih muda memaklumi bagaimana org tua.
Yg penting semangat dan daya juangnya harus kita contoh, bener kan?
wah bacanya ud penuh semangat ternyata untuk lomba toh, pantesan ga ada angin ga ada ujan tumben tumbenya cerita tentang orang. biasanya tentang hewan, si.. aduh lupa, kura kura tu.
tapi bagus, mantap ko. emang klo ud tua tu kembali kya anak kecil kali ya, nenek kujuga suka memebedakan. ya tapi biarkan saja. lah. ambil yang baik saja.
wah emang klo tua tu banyak bergerak malah sehat mba, setau saya begitu. nenek saya ga bergerak setelah suaminya (maksudnya kake ku meninggal) eh malah sakit sakitan, karena ga pernah gerak, dulu sering buat ini itulah... sukses ya mba buat lombanya.
yg terpenting kita sayang selalu kepada nenek :), begitu juga dengan wury..sukses GA nya yah..
trimakasih udah berpartisipasi saya catet yah sebagai peserta, semoga beruntung :)
wadohh WP...baca tulisan ini malah bikin gue inget dg almarhumah nenek gue!
gue doa'in aza moga loe menang lombanya ya!
nice :)
saya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.
Jadi terkenang nenek sendiri yang udah gak ada didunia ini. Hayooo nangis nih akunya #LEBE
your post is nice.. :)
keep share yaa, ^^
di tunggu postingan-postingan yang lainnya..
jangan lupa juga kunjungi website dunia bola kami..
terima kasih.. :)
Smoga menang lombanya :D
Wow..satu kesan dr ceritamu "Nenekku Pahlawanku"
kengototannya, kerja kerasnya di usia senja...
luarr biasa
Well! Itulah spirit idol! Smangat seseorang yg harusnya menulari kita. Suskes lombanya ya, mbak! Btw, pp barunya keren! Manglingi gito! Hehehe
Kunjungan malam mbak
neneknya sudah umur 70an tapi semangatnya masih seperti orang muda ya mbak
salut sama neneknya mbak
mungkin karena selalu semangat akhirnya neneknya mbak selalu diberi kesehatan
Kalau pilih kasih, mungkin karena bawaan umur mbak.kalau sudah tua khan biasanya kembali sikapnya seperti anak kecil
weiii, neneknya so lovely ya? Seumur-umur, saya hny kenal 1 nenek (ibunya dari ibu).
Sukses utk ngontesnya ya..
sering-sering mengunjungi nenek :)
Ih aku jadi gemes sama nenekmu dan Tante X. *lho?
Hebat ya neneknya masih rajin bekerja walau sudah tua. :)
wah ini penilaian yg detail ya soal nenekmu, sampai di jabarkan sifat nya itu lho, tapi ya mungkin ada pelajaran yg bisa kamu ambil dari situ ya, tapi tetep sayang mah harus :D
sukses GA nya ya jeng :D
@Cerita Ocha Ow, itu pasti, Cha :)
@Uzay ^,^ Huhuhu... mudah-mudahan aja aku ngerasain jadi nenek-nenek.
Wah... kita samaan dong kalo gitu punya nenek yang unik :D
@Anak Rantau Bukan. Dia itu anak ketiga-nya nenek. Jadi aneh kan, kenapa yang bungsu malah nggak disayaaaang banget. Gitu deh :D
Oke... thanks ya :)
@srulz Huwaa... kedua-duanya kayak gitu. Menyedihkan deh. Hehe... tapi harus tetep sayang kan ya :D
@Irham Sya'roni I lop u pull kata mbah surip hahaha
@Mayya Sip banget mbak mayya, semangat juangnya itu lho yang bikin aku lupa kalo nenekku itu pilih kasih. Dan tetap sayang walaupun sifatnya terbilang cukup unik ;D
@cerita anak kost Namanya si uya-uya, Mas :)
yah, bayi-balita-remaja-dewasa-tua-bayi lagi :D
@Peduli AlamKu Iya gitu, kan gerak itulah yang membuat kita tetap sehat. Organ-organnya kerja gitu, dibanding sama yang suka malas-malasan pasti lebih sehat orang yang suka gerak.
Semoga nenekmu nggak sakit-sakitan terus ya :)
@meutia rahmah Iya, Mbak. pasti sayang selalu. Sip, mbak meutia juga ya sukses GA-nya :)
@jay boana Terima kasih :)
@Bung Penho Lha sengaja nih biar kamu inget. Pisss... jangan sedih gitu dong hehehe
Sip, makasih yaaa :D
@the-netwerk Terima kasih, insya Allah nanti mampir :)
@Faizal Indra kusuma Cup cup cup, cowok kok nangis sih :D
@hajarabis Terima kasih :)
@ongisnade Terima kasih :)
@just copy and leave it !!! Thanks ya :)
@Dhymalk dhykTa Lebih luar biasa daripada aku. Malu nih :D
@eksak Betul banget eks. Wow, pangling. Hehehe... baru kemarin ganti nih, padahal udah lama berhijabnya :D
@rizki_ris Begitulah, Riz sosok nenekku. Jadi malu nih kalo inget aku yang masih muda gini malas-malasan hehehe
Iya, Riz, kembali kayak bayi lagi.
@Ririe Khayan Ibunya dari bapak udah meninggal ya mbak?
Sip, makasih ya mbak :)
@Lidya - Mama Cal-Vin Iya, Mam, rumah kami juga deket kok. Sering ke sana minta makanan hehehehe
@Tebak Ini Siapa Aku juga gemes sama kamu, Un :D
@Stupid monkey Tetap sayang itu kewajiban, Mas. Dan emang sengaja ngomongin detailnya nenek. Sip, makasih ya :D
smangat untuk terus mencintai nenek kita
sukses untuk kontesnya sobat
jadi kangen ma nenek aku T_T
sempat denger bahwa ketika seseorang menua, maka ia akan kembali pada fase 'kanak-kanak'. menjadi kekanak-kanakan untuk yang kedua kalinya. jadi kita harus dengan sabar memahami beliau-beliau, nenek dan kakek kita.
sukses kontesnya! :)
Cerita Nenek disini sangat menarik dan beda hehehe salut saya sama sikap mandiri sang Nenek. Untuk sifatnya yang kurang baik hal itu adalah manusiawi karena tak ada manusia yg sempurna ya mba :)
Btw Neneknya mba kreatif dan gesit :D
Semoga menang ya mba
selamat anda beruntung menjadi salah satu pemenang di lomba blog genksukasuka cek disini yah : http://www.genksukasuka.com/2012/05/pengumuman-lomba-blog-genksukasuka.html
segera kirim data diri anda, trimakasih
@rumputilalang mencintai nenek itu udah jadi kewajibanku hehe
oke, terima kasih :)
@the-netwerk nenek kamu kemana?
@hajarabis Terima kasih :)
@hanjeyputra Iya, kebanyakan memang seorang nenek seperti itu. Tak terkecuali nenekku
Terima kasih ya :)
@anny Ugh, nenekku tuh mbak super hero deh :D
Serius nih, aku kalah dalam hal semangat kerja :D
Terima kasih ya, Mbak Anny :)
@jay boana Alhamdulillah, terima kasiiiih :D
Segera aku kirim alamatnya :)
Terima kasih lagi :)
Posting Komentar