Kalo ngomongin sekuel drama keluarga menyedihkan sekaligus membangun, nominasinya jatuh pada “I am Sam”. Kenapa, itu kan film udah jadul? Ya nggak apa2 sih, terserah saya, lagian menurut poling sms emang I am Sam meraih sms terbanyak kok, 9 dari 10 wanita telah membuktikannya. Lho? Ini ngomongin apa sih? Ya terserah saya, blog2 saya, nggak boleh protes ya...
Ya itulah basa basi yang nggak penting. Oke mari kita mulai bahas dan kupas asal muasal kenapa I am Sam nangkring di peringkat pertama. Tapi sebelum kita bahas topik ini lebih lanjut, akan saya bocorkan sesuatu yang sangat penting dan sangat megang di sini dan tanpa jeda iklan satupun. Jreng jreng...
Jawabannya adalah... ini cuma akal2an saya aja kok. Jadi kalo kalian punya kandidat lain, yang lebih menyedihkan ya terserah, Titanic misalnya atau Romeo and Juleha, eh Juliet ya? Sutralah pokoknya sama seseorang...
Mungkin banyak yang belum nonton I am Sam atau mungkin juga malah baru denger? Nggak masalah ibu2 dan opah2, lagian disini nanti bakalan akan saya bahas kok isi cerita bahkan makna yang terkandung di dalamnya. Mengandung berapa bulan, Bu? baru 7 bulan kok, baru mau mitoni, nyumbang yaaa... tetep.
Pertama saya nemu film ini dari hardisk seseorang, sebut saja namanya Mr. Toni (emang nama sebenarnya kok). Pertama penasaran sama judulnya. I am Sam! Iya tau kok kalo Anda Sam, nggak usah diperjelas gichuu ciiin... dan gambarnya, seorang bapak dan anak. Apanya yang menarik? Satu2nya yang menarik adalah gambar warnanya yang terang benderang kayak siang. Orange... Iih... aneh banget sih, gitu aja gumun, ndeso!
Pertama nonton, salut. Ya salut! Mungkin itu istilah yang cocok untuk menggambarkan isi hati saya. Sam Dawson (Sean Penn) adalah tokoh paling megang di film ini. Seorang calon ayah yang mempunyai keterbelakangan mental. Akan tetapi “kekurangan” itu tidak membuatnya menyerah. Sam bekerja di sebuah kedai kopi “Starbucks” dan Sam bisa melayani konsumen dengan sangat baik. Seseorang yang sangat bertanggung jawab sebagai seorang kepala keluarga dan menghidupi seorang istri yang sedang mengandung bernama Rebecca (Caroline Keenan). Singkat cerita Becca melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan langsung diberi nama Lucy (Dacota Fanning). Akan tetapi entah kenapa seusai melahirkan, Becca kabur gitu aja meninggalkan Sam dan Lucy yang masih sangat kecil dan lemah. Jadilah Sam yang kebingungan setengah mati. Akan tetapi, Sam mempunyai teman2 yang sangat mendukungnya, tapi keadaan mereka juga nggak jauh beda dengan Sam. Masing2 dari mereka mengalami keterbelakangan mental yang sama. Tapi lepas dari itu semua, mereka sangat menyayangi Lucy.
Tuhan Maha Adil. Beruntung Sam mempunyai tetangga yang sangat baik dan berhati malaikat, dia adalah Annie (Dianne Wiest), seorang wanita setengah baya dan Annie sangat menyayangi Lucy. Sam selalu menitipkan Lucy selagi dia bekerja. Semakin lama. Lucy tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang normal, cantik dan dewasa. Lucy nggak pernah malu dan minder mempunyai seorang ayah yang menderita keterbelakangan mental. Dan mereka mejalani kehidupan sama dengan keluarga2 lain, hanya saja sedikit berbeda dalam hal-hal tertentu.
Akan tetapi, semakin Lucy bertambah besar dan sudah mulai bersekolah, ada satu lembaga yang bergerak di bidang pengawasan dan perlindungan anak yang memvonis bahwa Sam tidak layak mendidik Lucy. Mereka takut lambat laun keterbelakangan mental yang diderita Sam akan mempengaruhi perkembangan Lucy dan mereka mengambil Lucy dari tangan Sam. Singkat cerita (lagi), muncul Rita (Michelle Pfeiffer), seseorang yang siap membantu Sam merebut hak asuhnya kembali dan... ya begitulah gambaran singkat tentang I am Sam.
Saya nggak akan berpanjang kali lebar di sini, karena memang yaaah... saya nggak pintar dalam bercerita, saya hanya pintar dalam mengibul dan makan. Tapi yang jelas, Sam mendapat hak asuhnya kembali berkat Rita yang tentu saja dihiasi dengan berbagai konflik yang menghadang jalan mereka untuk mendapatkan hak asuh Lucy. Dari sini saya memetik sebuah hikmah dan pengamalan, bahwa seseorang yang menderita keterbelakangan mental bukan berarti bodoh. Mereka justru mempunyai kecenderungan untuk menjaga apapun yang menurut mereka adalah hak mereka. Nggak akan membiarkan orang lain campur tangan di zonanya. Dan mereka mempunyai cara tersendiri yang entah bagaimana untuk menjalani kehidupannya.
Sebuah perjuangan dan perjalanan hidup seorang Sam yang hanya dilihat sebelah mata oleh orang lain. Two thumbs up for him deh pokoknya. Wajib ditonton karena film ini sarat akan nilai2 hidup yang berharga.
Yak, itulah sekelumit cuplikan tentang film favorit saya. Hidup ini memang keras, sobat. Tapi kita semua diberi seperangkat anggota tubuh termasuk otak oleh Allah dengan tujuan agar kita berfikir sekaligus berusaha. Allah nggak pernah menuntut kita untuk sukses, Allah hanya ingin kita berusaha, dengan sebaik-baiknya tentunya.
Salam
Wury ^_^
PS. Saya ngetik sambil hidung kembang kempis karena inget sama Sam #cengeng_lolzz...
Posting Komentar