http://www.ministrywatch.com/App_Themes/Gifs/star.gif

Pages

Subscribe Twitter Facebook

Kamis, 24 Mei 2012

Bagaimana Saya Dulu, Sekarang, dan Kelak?

Sepanjang usia kalian, apakah pernah kalian membayangkan melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu? Tak perlu diragukan lagi, pasti semua pernah, termasuk saya dong. Tapi, apakah sesuatu itu pernah terwujud? Yah, minimal mendekatilah. Saya pernah lho. Menyakitkan dan menyenangkan. Lengkap sekali, kan?

Oh iya, kemarin, entah tanggal berapa, saya melihat tayangan televisi berjudul Hitam Putih. Kebetulan, ketika saya menontonnya, Hitam Putih mengangkat tema Orang Kaya. Saya tidak menyangka lho, bintang tamu yang kaya raya itu salah satunya adalah Ki Joko Bodo. Pikiran saya ketika itu langsung, “Oooh... Ki Joko Bodo itu orang kaya toh?”. Baru tahu saya. Banyak sekali koleksinya, antara lain 29 mobil mewah (paling mahal 9 M, Bo!), binatang, wig, dan... 30-an istri. Bergidik ngeri ah. Dan lebih ngeri lagi ketika, sang pembawa acara bertanya, “Darimana Ki Joko mendapatkan uang untuk membeli semua barang-barang mewah itu?” Dan Ki Joko menjawab dengan enteng, “Saya paranormal, ketika membayangkan ingin punya barang itu, maka barang itu akan terwujud/datang!” Tanpa usaha? Yah, seperti itulah kira-kira jawabannya. Heem... apa yang ada di benak kalian saat ini?


Oke, kembali ke topik awal yah. Ya, maaf saja kalau saya melantur-lantur. Tapi masih ada hubungannya kok. Apakah kalian seperti itu? Jangan yah, temans. Maksud saya dari sebuah bayangan, akhirnya menjadi kenyataan tanpa usaha sedikitpun? Menurut saya terlalu instan dan kurang puas tanpa adanya proses.

Saya tahu, ketika lulus SMA, saya tidak bakal kuliah. Karena memang yah... ekonomi tidak mendukung. Tapi sudahlah, saya tidak terlalu ambil pusing ketika teman-teman saya meneruskan ke bangku kuliah. Toh, saya bisa berbangga hati, ketika mereka masih minta duit orang tua dan otak mereka terbebani dengan materi kuliahan, saya sudah mencari duit sendiri.

Saya lagi-lagi bertanya dalam hati, “Apakah lulusan SMA bisa kerja kantoran?” atau “Apakah kelak aku bisa menjadi penulis?” Dan lagi-lagi saya membayangkan saya adalah seorang wanita yang bekerja di kantor sekaligus seorang penulis. Muluk yah? Tapi bagaimana bisa? Megang komputer aja cuma pas pelajaran TIK. Jadi bisa dikatakan saya GAPTEK. Gaptek kok mimpi jadi penulis. Cukup, cukup mendzolimi diri sendiri.

Pasca pengumuman kelulusan, saya hanya menghabiskan waktu di rumah. Santai. Membaca cerpen, novel, majalah, dan lain-lain. Untung saya punya hobi baca, coba deh bayangkan kalau saya tidak suka membaca, bisa bete surete deh di rumah. Tapi... alhamdulillah, setelah beberapa minggu nganggur di rumah, bingung mau kerja apa karena saya memang masih 17 tahun, saya mendapatkan tawaran bekerja/magang/mengabdi di SMA saya kemarin. Wohoo... seperti pasir gurun disiram hujan. Sejuk. Langsung ‘ayo’ aja. Awalnya saya hanya bantu-bantu di kantor TU (Tata Usaha), mengurusi macam-macam administrasi. Walaupun dengan gaji yang pas-pasan, tapi saya tetap menjalaninya dengan suka cita. Santai. Anggap saja sebagai ‘batu loncatan’. Ya, kan? Akhirnya setelah sekitar 2 tahun ‘mengabdi’, saya sudah dipercaya memegang seluruh administrasi kesiswaan. Mungkin itulah berkahnya. Mendapat pengalaman yang luar biasa berharga. Bisa mengoperasikan komputer dan paham urusan tetek bengek administrasi sekolahan. Tanpa ijazah D3 atau S1. Oh iya, karena saya sudah lancar sekali mengetik, saya sudah membuat banyak cerita di sela-sela pekerjaan saya. Tapi sayang, tidak lama setelah itu komputer kantor kena virus dan cerpenku hilang tanpa jejak karena komputernya diinstal ulang. Atau apa sih nggak tahu pasti diapain. Yang jelas saya sempat sedih sekali.

Sudah dikasih hati, minta ampela. Emm... peribahasa itu cocok untuk saya. Kadang kita mengalami kejenuhan dalam bekerja. Itu-itu saja, tanpa ada warna lain. Saya mulai bosan ketika 4 tahun sudah saya bekerja di sekolah itu. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar. Akhirnya saya keluar dan lagi-lagi harus mengulang masa-masa tragis 4 tahun silam. MENGANGGUR. Tidak enak sekali.

Saya memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Apa saja. Tidak harus di kantor. Walaupun saya sudah mempunyai pengalaman sebagai tenaga administrasi, kenapa ya, saya tidak pede melamar pekerjaan di kantor lain yang membutuhkan tenaga administrasi? Entahlah. Jadi sudah saya katakan tadi, bahwa saya sanggup bekerja apa saja, yang penting halal aja deh.

“Saya cukup beruntung lho!” atau “Emang lagi hoki!” atau “Alahamdulillah...!”

Mungkin karena saya sudah bertekad untuk sanggup bekerja APA SAJA YANG PENTING HALAL, Allah selalu memudahkan saya dalam mencari pekerjaan. Dengan berbekal ijazah SMA, saya mulai melamar pekerjaan di butik cukup besar dan ternama. Itulah pertama kali saya keluyuran mencari kerja. Berdebar-debar ini jantung ketika memasukkan lamaran.  “Apakah wajah saya pantas dipajang dan dipercaya untuk menawarkan baju?” Itulah pertanyaan yang memenuhi rongga kepala selama perjalanan. Dan... alhamdulillah, ketika memasukkan lamaran, saya langsung diwawancara dan esok harinya saya langsung diterima bekerja. “Sebegitu gampangnya mendapatkan pekerjaan?”

Tapi, setelah 2 bulan bekerja di butik itu, saya merasa jenuh. Lagi-lagi merasa tidak cocok dengan pekerjaan ini. Walaupun teman-temannya menyenangkan, tapi batin yang tersiksa tetap saja menjadi sebuah ‘sandungan’. Jari ini rindu menari di atas keybord, mata ini rindu berair ketika menatap monitor, tangan ini rindu menata berkas-berkas dan menulis agenda kerja. Pokoknya saya rindu duduk manis di dalam kantor. Akhirnya saya hanya bertahan 3 bulan saja. Dan keluar dengan senyum karena mendapatkan tambahan teman baru yang menyenangkan. Dan tentu saja pengalaman bekerja di butik. “Begitu toh caranya menyetok barang?” atau “Begitu toh caranya melayani pelanggan dengan baik?” atau “Begitu toh rasanya menjadi SPG?” Saya menjadi semakin paham. Jadi kalau kelak saya ingin banting setir ingin berwirausaha, saya sudah mendapatkan ILMU gratisan tentang dunia per-butikan. Hehe...

Lagi-lagi MENGANGGUR. “Apakah tekad BEKERJA APA SAJA YANG PENTING HALAL masih saya pertahankan?” Ternyata iya, temans. Kepercayaan diri untuk melamar di kantoran, masih belum muncul. Pasrah.

“Apakah kali ini keberuntungan akan selalu menyertaiku?” atau “Apakah aku akan diterima?”

Boleh dibilang, saya termasuk gampang mendapatkan pekerjaan. Untung saya terlahir sebagai orang yang tidak pemilih dalam bekerja. Ya itu tadi, ijazah SMA membuat saya menjadi orang nerimo. Saya sempat bekerja 3 bulan di resto Jepang dan setelah keluar, saya sempat di rumah sekitar 2 mingguan. Nggak terlalu keburu cari kerjaan lagi sih.

Oh iya, sabar adalah kunci utama dan jangan dibawa pusing tujuh keliling jika kita menganggur di rumah. Saya gitu kok, nggak terlalu dipikir. Tapi jangan terlalu santai juga sih. Santai tapi tetap terkontrol. Akhirnya saya mendapatkan tawaran kerjaan lagi. Budhe saya yang menawarkan dan langsung saya iya-in. Apa yang membuat saya senang dengan tawaran tersebut? Yap, lagi-lagi tawaran bekerja di kantor. Yihaa... finally saya kerja di kantor lagi. Dan lagi-lagi sebagai administrasi. Tapi kali ini kantornya adalah sebuah kantor yang berjalan di bidang jasa konstruksi begitu. Saya benar-benar menikmati pekerjaan ini. Betah? Jangan ditanya. Kalau nggak betah, saya nggak mungkin dong bertahan sampai selama ini. Eh, lama? Baru mau setahun juga ding. Tapi insya Allah saya akan bertahan.

Yak. Pekerjaan saya sekarang boleh dibilang sangat cocok dengan bayangan saya dulu. Masih ingat, dulu saya ingin bekerja di kantor dan menjadi penulis. Lihat, sebagian terwujud, kan? Bekerja di kantor iya, tapi... menjadi penulis? Saya berharap sekali mimpi saya lengkap terwujud. Oh iya, blogger itu bisa dibilang penulis juga, kan? Hehe...

Tapi, saya sudah berusaha berlatih menulis di rumah ditemani si ‘unyu biru’. Terima kasih. Dan untuk harapan masa depan... kan udah saya bilang dari awal, kan? Mimpi saya waktu dulu sampai detik ini pun masih tetap sama. Itu rencana saya. Tapi kita kan tidak pernah bisa menebak apa yang akan terjadi kelak. Jalani saja yang ada, namun tetap berusaha meraih mimpi.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Cah Kesesi AyuTea yang diselenggarakan oleh Noorma Fitriana M. Zain"




30 comments

24 Mei 2012 pukul 14.52

yang penting bersyukur wur, dan juga harus tetep berusaha tentunya :)
rejeki itu ngga akan salah alamat kok :)

24 Mei 2012 pukul 15.30

aku suka dengan kata yg ngk pilih pekerjaan asalkan halal :)
setuju wur, kita kalo pengen sukses harus nyoba sgla pengalaman agar itu bekal untuk naik satu tingkat lg :)
tetep semangat ya wur ngegantornya :)

24 Mei 2012 pukul 15.41

ayoo jangan bosen dulu dengan kantor yang sekarang :D, better kalo mau pindah harus udah ada gambaran mau loncat ke mana lagi, malah kalau perlu sebelum resign dari kantor lama udah nglamar di tempat yang baru, jadi ga pake nganggur :).. mari terus menuliiss :)

24 Mei 2012 pukul 16.06

Wah sayang banget wur kalau sampe ilang, biasaain di back up di Fd mulai sekarang..

memang nyari tempat yang nyaman itu susah ya, tergantung hati juga.. alhamdulillah kalau yang sekarang udah mulai nyaman, pertahankan,, ya cari sela-sela kalau sudah mulai jenuh (pasti ngalamin jenuh senyaman apapun) salah satunya dengan nulis..

mudah-mudahan suatu saat nanti pas gw beli buku di gramedia salah satu nama yang terpampang adalah karya Wuryan Pratiwi =)

24 Mei 2012 pukul 16.40

ke para 2 di atas, saya juga nonton tuh. ya ampuun, saya minder habis deh, hahaha. sampe-sampe nama anaknya beliau lupa kan? ahh yang berlebih-lebihan ternyata nggak baik kan? jadi nggak manusiawi kesannya.

24 Mei 2012 pukul 17.00

semangat untuk menggapai mimpimu, karena tidak semua orang bisa bermimpi atau berani bermimpi ^^

24 Mei 2012 pukul 19.07

nggak percaya deh wury itu gaptek.. o_o

hehee...
panjang banget yah.. tp aku khatam.. hehe

sip sip sip :D

24 Mei 2012 pukul 19.59

Mdh2an betah terus ya Wuryyyy!
Salut deh buat kesabaran dan ketabahanmu ^_^

I wish u luck for the giveaway!

24 Mei 2012 pukul 22.04

masa sih ki joko bodo pengen mobil, ntar muncul sendiri?
dulu saya jg sama ingin kuliah selepas smk, tetapi berhubung keadaan tak memungkinkan, akhirnya memilih bekerja dan setelah 3 tahun bekerja bisa kuliah.
Mudah-mudahan wury bisa menjadi penulis yang karyanya selalu best seller, mimpi2 yang lain juga semoga terwujud

25 Mei 2012 pukul 09.06

Hihihi sering sering dibackup dong cerpennya biar gak ilang lagi. Sayang T.T
Eh tenane bojone Joko Bodo ada 30? Wawww

25 Mei 2012 pukul 10.24

@Tiesa Pasti Tis. Aku juga merasakan rejekiku sekarang seimbang dengan kesabaranku :D

25 Mei 2012 pukul 10.25

@Aii Sip Aii, semangat 45 itu selalu menyala. Makin banyak pengalamn juga makin banyak rejeki. Amin :)

25 Mei 2012 pukul 10.26

@NF Harusnya memang begitu ya mbak. Aku salah langkah kemarin-kemarin, jadi merasakan nganggur dua kali itu sudah cukup menurutku hehe

25 Mei 2012 pukul 10.28

@Uzay ^,^ Aaamin, Zay. Aku anggap doa lho ucapanmu itu hehe.

Iya, kejenuhan memang selalu datang, kapannya nggak tahu. Jadi tetep ya, hanya dengan menulis saja kejenuhan itu bisa teratasi. Atau melakukan hal lain, menurut kesukaan kita masing-masing juga sih :)

25 Mei 2012 pukul 10.29

@zachflazz Iya ya, mas, masak nama anak sampe lupa. Itu orang menurutku aneh banget deh :D

25 Mei 2012 pukul 10.32

@langkah fie Semua orang bisa bermimpi kok Fie :)

25 Mei 2012 pukul 10.32

@cah_kesesi_ayutea Iya, dulu gaptek, sekarang... gaptek juga hahaha...
Udah dicatat sebagai peserta kan, cah ayu :D

25 Mei 2012 pukul 10.33

@Mayya Thanks mbak Mayya...
Mudah-mudah berbuah manis :)

25 Mei 2012 pukul 10.41

@Teguh Budi Ya dia sendiri yang menjawab begitu. Tapi kan benernya gimana kita nggak tahu.

Salut, bekerja dan bisa kuliah dengan hasil keringat sendiri. Puas banget rasanya ya? :)

25 Mei 2012 pukul 10.42

@Tebak Ini Siapa Iya, Un, belum tau dulu. Jadi nyesel setengah mati

Iya, Un, 30, kamu mau nggak dijadiin istri yang ke 31? :D

25 Mei 2012 pukul 11.14

Waahh... smoga tetep bertahan ye, kan udeh betah tuh kerja disono :D

25 Mei 2012 pukul 12.55

@Si Belo Pokoknya walaupun jenuh tetep bertahan, Nay. Soalnya jenuh itu pasti ilang dengan sendirinya :)

25 Mei 2012 pukul 14.26

Wah, termasuk cukup beruntung lo mbak, cepat dapat pekerjaan begitu, terkadang dengan embel sarjana, kita terlalu menganggap diri tinggi, jadi pilih2 pekerjaan dan akhirnya gak dapat satu pun. Tetap semangat dan salam kenal ya :)

25 Mei 2012 pukul 14.27

sayang ya kl sampe ilang :(
ayo terus menulis, terus semangat, terus dan terusss ... hihihiy #provokator

25 Mei 2012 pukul 15.23

@esti sulistyawan Iya, pelajaran aja. jangan sampai terlena dengan embel-embel, karena yang terpenting itu adalah ketrampilan :)

25 Mei 2012 pukul 15.24

@Stupid monkey Provokator positif ini Bang Stumon :) Semangat :P

8 Juni 2012 pukul 04.59

He..he..
Pantesan menang. Tulisannmu memang bagus banget kak wury. Salut ane sama kamu. Pantang menyerah dan percaya diri kamu super sekali. Yuk kita menjadi penulis sesuai apa yang kita inginkan. Mungkin bukan penulis novel, tapi kita masih bisa menjadi penulis di blogger kan?

Itu kan juga penulis namanya he..he..

11 Juni 2012 pukul 08.52

Selamat buat Wury, tulisan yang sederhana, enak dibaca, nyantai...........tapi mencakup keseluruhan syarat yang diminta mbak Noorma. Keliatan dari tulisan keknya waktu nulis begitu aja meluncur tuh, kek orang yang lagi curhat. Baguus banget. Bunda do'akan ya jadi Penulis handal. Amin, ya robbal'alamin.

12 Juni 2012 pukul 09.51

Semoga suatu saat cita2 untuk jadi penulis hebat bisa diraih ya Wuri :)

Aku pangling sama fotomu, sekarang dah berhijab, makin anggun aja :)

Maaf jarang kemari, semoga tak mengurangi rasa persahabtan kita ya...

9 April 2013 pukul 09.33

Wahh,, mba., ceritanya bagus., makasih mba udah mau berbagi pengalamanya.,

Posting Komentar

 
Powered by Blogger