Sepanjang usia kalian, apakah pernah
kalian membayangkan melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu? Tak perlu diragukan
lagi, pasti semua pernah, termasuk saya dong. Tapi, apakah sesuatu itu pernah
terwujud? Yah, minimal mendekatilah. Saya pernah lho. Menyakitkan dan menyenangkan.
Lengkap sekali, kan?
Oh iya, kemarin, entah tanggal berapa,
saya melihat tayangan televisi berjudul Hitam Putih. Kebetulan, ketika saya
menontonnya, Hitam Putih mengangkat tema Orang Kaya. Saya tidak menyangka lho, bintang
tamu yang kaya raya itu salah satunya adalah Ki Joko Bodo. Pikiran saya ketika
itu langsung, “Oooh... Ki Joko Bodo itu orang kaya toh?”. Baru tahu saya.
Banyak sekali koleksinya, antara lain 29 mobil mewah (paling mahal 9 M, Bo!),
binatang, wig, dan... 30-an istri. Bergidik ngeri ah. Dan lebih ngeri lagi
ketika, sang pembawa acara bertanya, “Darimana Ki Joko mendapatkan uang untuk
membeli semua barang-barang mewah itu?” Dan Ki Joko menjawab dengan enteng,
“Saya paranormal, ketika membayangkan ingin punya barang itu, maka barang itu
akan terwujud/datang!” Tanpa usaha? Yah, seperti itulah kira-kira jawabannya.
Heem... apa yang ada di benak kalian saat ini?
Oke, kembali ke topik awal yah. Ya, maaf
saja kalau saya melantur-lantur. Tapi masih ada hubungannya kok. Apakah kalian
seperti itu? Jangan yah, temans. Maksud saya dari sebuah bayangan, akhirnya
menjadi kenyataan tanpa usaha sedikitpun? Menurut saya terlalu instan dan
kurang puas tanpa adanya proses.
Saya tahu, ketika lulus SMA, saya tidak
bakal kuliah. Karena memang yah... ekonomi tidak mendukung. Tapi sudahlah, saya
tidak terlalu ambil pusing ketika teman-teman saya meneruskan ke bangku kuliah.
Toh, saya bisa berbangga hati, ketika mereka masih minta duit orang tua dan
otak mereka terbebani dengan materi kuliahan, saya sudah mencari duit sendiri.
Saya lagi-lagi bertanya dalam hati,
“Apakah lulusan SMA bisa kerja kantoran?” atau “Apakah kelak aku bisa menjadi
penulis?” Dan lagi-lagi saya membayangkan saya adalah seorang wanita yang
bekerja di kantor sekaligus seorang penulis. Muluk yah? Tapi bagaimana bisa?
Megang komputer aja cuma pas pelajaran TIK. Jadi bisa dikatakan saya GAPTEK.
Gaptek kok mimpi jadi penulis. Cukup, cukup mendzolimi diri sendiri.
Pasca pengumuman kelulusan, saya hanya
menghabiskan waktu di rumah. Santai. Membaca cerpen, novel, majalah, dan
lain-lain. Untung saya punya hobi baca, coba deh bayangkan kalau saya tidak
suka membaca, bisa bete surete deh di rumah. Tapi... alhamdulillah, setelah
beberapa minggu nganggur di rumah, bingung mau kerja apa karena saya memang
masih 17 tahun, saya mendapatkan tawaran bekerja/magang/mengabdi di SMA saya
kemarin. Wohoo... seperti pasir gurun disiram hujan. Sejuk. Langsung ‘ayo’ aja.
Awalnya saya hanya bantu-bantu di kantor TU (Tata Usaha), mengurusi macam-macam
administrasi. Walaupun dengan gaji yang pas-pasan, tapi saya tetap menjalaninya
dengan suka cita. Santai. Anggap saja sebagai ‘batu loncatan’. Ya, kan?
Akhirnya setelah sekitar 2 tahun ‘mengabdi’, saya sudah dipercaya memegang
seluruh administrasi kesiswaan. Mungkin itulah berkahnya. Mendapat pengalaman
yang luar biasa berharga. Bisa mengoperasikan komputer dan paham urusan tetek
bengek administrasi sekolahan. Tanpa ijazah D3 atau S1. Oh iya, karena saya
sudah lancar sekali mengetik, saya sudah membuat banyak cerita di sela-sela
pekerjaan saya. Tapi sayang, tidak lama setelah itu komputer kantor kena virus
dan cerpenku hilang tanpa jejak karena komputernya diinstal ulang. Atau apa sih
nggak tahu pasti diapain. Yang jelas saya sempat sedih sekali.
Sudah dikasih hati, minta ampela. Emm...
peribahasa itu cocok untuk saya. Kadang kita mengalami kejenuhan dalam bekerja.
Itu-itu saja, tanpa ada warna lain. Saya mulai bosan ketika 4 tahun sudah saya
bekerja di sekolah itu. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar. Akhirnya saya
keluar dan lagi-lagi harus mengulang masa-masa tragis 4 tahun silam.
MENGANGGUR. Tidak enak sekali.
Saya memutuskan untuk mencari pekerjaan
lain. Apa saja. Tidak harus di kantor. Walaupun saya sudah mempunyai pengalaman
sebagai tenaga administrasi, kenapa ya, saya tidak pede melamar pekerjaan di
kantor lain yang membutuhkan tenaga administrasi? Entahlah. Jadi sudah saya
katakan tadi, bahwa saya sanggup bekerja apa saja, yang penting halal aja deh.
“Saya cukup beruntung
lho!” atau “Emang lagi hoki!” atau “Alahamdulillah...!”
Mungkin karena saya
sudah bertekad untuk sanggup bekerja APA SAJA YANG PENTING HALAL, Allah selalu
memudahkan saya dalam mencari pekerjaan. Dengan berbekal ijazah SMA, saya mulai
melamar pekerjaan di butik cukup besar dan ternama. Itulah pertama kali saya
keluyuran mencari kerja. Berdebar-debar ini jantung ketika memasukkan lamaran. “Apakah wajah saya pantas dipajang dan
dipercaya untuk menawarkan baju?” Itulah pertanyaan yang memenuhi rongga kepala
selama perjalanan. Dan... alhamdulillah, ketika memasukkan lamaran, saya
langsung diwawancara dan esok harinya saya langsung diterima bekerja. “Sebegitu
gampangnya mendapatkan pekerjaan?”
Tapi, setelah 2 bulan
bekerja di butik itu, saya merasa jenuh. Lagi-lagi merasa tidak cocok dengan
pekerjaan ini. Walaupun teman-temannya menyenangkan, tapi batin yang tersiksa
tetap saja menjadi sebuah ‘sandungan’. Jari ini rindu menari di atas keybord, mata ini rindu berair ketika
menatap monitor, tangan ini rindu menata berkas-berkas dan menulis agenda
kerja. Pokoknya saya rindu duduk manis di dalam kantor. Akhirnya saya hanya
bertahan 3 bulan saja. Dan keluar dengan senyum karena mendapatkan tambahan
teman baru yang menyenangkan. Dan tentu saja pengalaman bekerja di butik.
“Begitu toh caranya menyetok barang?” atau “Begitu toh caranya melayani
pelanggan dengan baik?” atau “Begitu toh rasanya menjadi SPG?” Saya menjadi
semakin paham. Jadi kalau kelak saya ingin banting setir ingin berwirausaha,
saya sudah mendapatkan ILMU gratisan tentang dunia per-butikan. Hehe...
Lagi-lagi MENGANGGUR. “Apakah
tekad BEKERJA APA SAJA YANG PENTING HALAL masih saya pertahankan?” Ternyata
iya, temans. Kepercayaan diri untuk melamar di kantoran, masih belum muncul.
Pasrah.
“Apakah kali ini
keberuntungan akan selalu menyertaiku?” atau “Apakah aku akan diterima?”
Boleh dibilang, saya
termasuk gampang mendapatkan pekerjaan. Untung saya terlahir sebagai orang yang
tidak pemilih dalam bekerja. Ya itu tadi, ijazah SMA membuat saya menjadi orang
nerimo. Saya sempat bekerja 3 bulan
di resto Jepang dan setelah keluar, saya sempat di rumah sekitar 2 mingguan.
Nggak terlalu keburu cari kerjaan lagi sih.
Oh iya, sabar adalah
kunci utama dan jangan dibawa pusing tujuh keliling jika kita menganggur
di rumah. Saya gitu kok, nggak terlalu dipikir. Tapi jangan terlalu santai juga
sih. Santai tapi tetap terkontrol. Akhirnya saya mendapatkan tawaran kerjaan
lagi. Budhe saya yang menawarkan dan langsung saya iya-in. Apa yang membuat
saya senang dengan tawaran tersebut? Yap, lagi-lagi tawaran bekerja di kantor.
Yihaa... finally saya kerja di kantor
lagi. Dan lagi-lagi sebagai administrasi. Tapi kali ini kantornya adalah sebuah
kantor yang berjalan di bidang jasa konstruksi begitu. Saya benar-benar
menikmati pekerjaan ini. Betah? Jangan ditanya. Kalau nggak betah, saya nggak
mungkin dong bertahan sampai selama ini. Eh, lama? Baru mau setahun juga ding.
Tapi insya Allah saya akan bertahan.
Yak. Pekerjaan saya
sekarang boleh dibilang sangat cocok dengan bayangan saya dulu. Masih ingat,
dulu saya ingin bekerja di kantor dan menjadi penulis. Lihat, sebagian
terwujud, kan? Bekerja di kantor iya, tapi... menjadi penulis? Saya berharap
sekali mimpi saya lengkap terwujud. Oh iya, blogger itu bisa dibilang penulis
juga, kan? Hehe...
Tapi, saya sudah
berusaha berlatih menulis di rumah ditemani si ‘unyu biru’. Terima kasih. Dan
untuk harapan masa depan... kan udah saya bilang dari awal, kan? Mimpi saya
waktu dulu sampai detik ini pun masih tetap sama. Itu rencana saya. Tapi kita
kan tidak pernah bisa menebak apa yang akan terjadi kelak. Jalani saja yang
ada, namun tetap berusaha meraih mimpi.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Cah Kesesi AyuTea
yang diselenggarakan oleh Noorma Fitriana M. Zain"
30 comments
yang penting bersyukur wur, dan juga harus tetep berusaha tentunya :)
rejeki itu ngga akan salah alamat kok :)
aku suka dengan kata yg ngk pilih pekerjaan asalkan halal :)
setuju wur, kita kalo pengen sukses harus nyoba sgla pengalaman agar itu bekal untuk naik satu tingkat lg :)
tetep semangat ya wur ngegantornya :)
ayoo jangan bosen dulu dengan kantor yang sekarang :D, better kalo mau pindah harus udah ada gambaran mau loncat ke mana lagi, malah kalau perlu sebelum resign dari kantor lama udah nglamar di tempat yang baru, jadi ga pake nganggur :).. mari terus menuliiss :)
Wah sayang banget wur kalau sampe ilang, biasaain di back up di Fd mulai sekarang..
memang nyari tempat yang nyaman itu susah ya, tergantung hati juga.. alhamdulillah kalau yang sekarang udah mulai nyaman, pertahankan,, ya cari sela-sela kalau sudah mulai jenuh (pasti ngalamin jenuh senyaman apapun) salah satunya dengan nulis..
mudah-mudahan suatu saat nanti pas gw beli buku di gramedia salah satu nama yang terpampang adalah karya Wuryan Pratiwi =)
ke para 2 di atas, saya juga nonton tuh. ya ampuun, saya minder habis deh, hahaha. sampe-sampe nama anaknya beliau lupa kan? ahh yang berlebih-lebihan ternyata nggak baik kan? jadi nggak manusiawi kesannya.
semangat untuk menggapai mimpimu, karena tidak semua orang bisa bermimpi atau berani bermimpi ^^
nggak percaya deh wury itu gaptek.. o_o
hehee...
panjang banget yah.. tp aku khatam.. hehe
sip sip sip :D
Mdh2an betah terus ya Wuryyyy!
Salut deh buat kesabaran dan ketabahanmu ^_^
I wish u luck for the giveaway!
masa sih ki joko bodo pengen mobil, ntar muncul sendiri?
dulu saya jg sama ingin kuliah selepas smk, tetapi berhubung keadaan tak memungkinkan, akhirnya memilih bekerja dan setelah 3 tahun bekerja bisa kuliah.
Mudah-mudahan wury bisa menjadi penulis yang karyanya selalu best seller, mimpi2 yang lain juga semoga terwujud
Hihihi sering sering dibackup dong cerpennya biar gak ilang lagi. Sayang T.T
Eh tenane bojone Joko Bodo ada 30? Wawww
@Tiesa Pasti Tis. Aku juga merasakan rejekiku sekarang seimbang dengan kesabaranku :D
@Aii Sip Aii, semangat 45 itu selalu menyala. Makin banyak pengalamn juga makin banyak rejeki. Amin :)
@NF Harusnya memang begitu ya mbak. Aku salah langkah kemarin-kemarin, jadi merasakan nganggur dua kali itu sudah cukup menurutku hehe
@Uzay ^,^ Aaamin, Zay. Aku anggap doa lho ucapanmu itu hehe.
Iya, kejenuhan memang selalu datang, kapannya nggak tahu. Jadi tetep ya, hanya dengan menulis saja kejenuhan itu bisa teratasi. Atau melakukan hal lain, menurut kesukaan kita masing-masing juga sih :)
@zachflazz Iya ya, mas, masak nama anak sampe lupa. Itu orang menurutku aneh banget deh :D
@langkah fie Semua orang bisa bermimpi kok Fie :)
@cah_kesesi_ayutea Iya, dulu gaptek, sekarang... gaptek juga hahaha...
Udah dicatat sebagai peserta kan, cah ayu :D
@Mayya Thanks mbak Mayya...
Mudah-mudah berbuah manis :)
@Teguh Budi Ya dia sendiri yang menjawab begitu. Tapi kan benernya gimana kita nggak tahu.
Salut, bekerja dan bisa kuliah dengan hasil keringat sendiri. Puas banget rasanya ya? :)
@Tebak Ini Siapa Iya, Un, belum tau dulu. Jadi nyesel setengah mati
Iya, Un, 30, kamu mau nggak dijadiin istri yang ke 31? :D
Waahh... smoga tetep bertahan ye, kan udeh betah tuh kerja disono :D
@Si Belo Pokoknya walaupun jenuh tetep bertahan, Nay. Soalnya jenuh itu pasti ilang dengan sendirinya :)
Wah, termasuk cukup beruntung lo mbak, cepat dapat pekerjaan begitu, terkadang dengan embel sarjana, kita terlalu menganggap diri tinggi, jadi pilih2 pekerjaan dan akhirnya gak dapat satu pun. Tetap semangat dan salam kenal ya :)
sayang ya kl sampe ilang :(
ayo terus menulis, terus semangat, terus dan terusss ... hihihiy #provokator
@esti sulistyawan Iya, pelajaran aja. jangan sampai terlena dengan embel-embel, karena yang terpenting itu adalah ketrampilan :)
@Stupid monkey Provokator positif ini Bang Stumon :) Semangat :P
He..he..
Pantesan menang. Tulisannmu memang bagus banget kak wury. Salut ane sama kamu. Pantang menyerah dan percaya diri kamu super sekali. Yuk kita menjadi penulis sesuai apa yang kita inginkan. Mungkin bukan penulis novel, tapi kita masih bisa menjadi penulis di blogger kan?
Itu kan juga penulis namanya he..he..
Selamat buat Wury, tulisan yang sederhana, enak dibaca, nyantai...........tapi mencakup keseluruhan syarat yang diminta mbak Noorma. Keliatan dari tulisan keknya waktu nulis begitu aja meluncur tuh, kek orang yang lagi curhat. Baguus banget. Bunda do'akan ya jadi Penulis handal. Amin, ya robbal'alamin.
Semoga suatu saat cita2 untuk jadi penulis hebat bisa diraih ya Wuri :)
Aku pangling sama fotomu, sekarang dah berhijab, makin anggun aja :)
Maaf jarang kemari, semoga tak mengurangi rasa persahabtan kita ya...
Wahh,, mba., ceritanya bagus., makasih mba udah mau berbagi pengalamanya.,
Posting Komentar